Happy Reading
Rainer terpaku, mengamati seorang anak kecil terbaring lemah di ranjang, selang infus terpasang di tangan mungilnya. Wajahnya terasa familar. Kayak pernah lihat, tapi di mana? Batin Rainer. Meskipun tidak terlihat jelas, tetapi wajah Devan bagi Rainer membuatnya berdebar. Semacam ada sesuatu yang tiba-tiba menggelitik hatinya.
Air mata Shasha mengalir saat ia mengecup kening anak itu, lalu memeluknya erat. Isak tangis keduanya berpadu, menciptakan perasaan sedih yang mengiris hati Rainer. Degup jantungnya tak terkendali, rasa sesak menyeruak di dadanya. Pemandangan itu begitu memilukan, seakan menggoreskan luka yang dalam di hatinya.
"Apa dia yang namanya Devan?" tanya Edo, suaranya pelan. "Seorang anak kecil, Mas?" ulangnya, namun Rainer tetap diam, tatapannya tak lepas
