Happy Reading Sebelumnya. Mendengar kabar mendadak bahwa Valen harus dirawat di rumah sakit, Sintia langsung bergegas mempersiapkan diri. Ia membawa dua rantang besar yang telah terisi penuh dengan makanan kesukaan Valen dan Maminya. Sedari tadi, kepalanya dipenuhi pertanyaan tentang keadaan Valen. Ia terus-menerus membayangkan kondisi pria tampan itu, membuat hatinya gelisah tak menentu. Meskipun ia hanyalah seorang pengasuh perasaannya terhadap Valen begitu dalam, seperti ikatan keluarga yang erat. Rasa khawatir dan tanggung jawab begitu besar ia rasakan. “Halo, Bu Indira. Saya akan segera ke rumah sakit sesuai arahan ibu tadi dan membawa makanan yang disiapkan mbok Inah. Apakah ada lagi yang perlu saya bawa lagi, Mbak?” tanya Sintia melalui telepon, suaranya terdengar sedikit cem