Bab 79. Tidak Pernah Jadi Setara

1458 Kata

Happy Reading Mata Mutia mengerjab perlahan, bulu matanya pun bergetar saat menatap layar televisi di sebuah warung makan. Saat ini memasuki jam makan siang dan Mutia memang sudah langganan di warung Padang ini untuk mengisi perutnya. Harganya yang lumayan murah dan rasanya pun enak. Namun, sekarang rasa enak itu sudah menjadi hambar, dia sudah kehilangan selera makan setelah melihat tayangan di televisi yang menampilkan pernikahan mewah seorang pengusaha muda sukses dengan seorang wanita putri dari pengusaha juga. Alva dan Aluna. Pernikahan itu mengundang wartawan dari berbagai intertaimen untuk meliput dan juga ada pejabat serta menteri yang turut hadir sebagai tamu undangan. Mutia menunduk, menatap piringnya dengan berkaca-kaca. Dulu, pernikahannya dengan Alva memang mewah, tetapi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN