Senin (21.50), 12 April 2021 ----------------------- Mata Fachmi berkaca-kaca dan semakin lama dadanya kian terasa sesak. Farrel sudah menceritakan semua. Tentang pertemuannya dengan nenek-nenek itu di restoran dan mengenai penjelasan singkan Alan. Ya, Farrel hanya bertahan sampai Alan membenarkan apa yang dikatakan nenek tua itu. Setelahnya dia langsung berdiri dengan hati berdarah, keluar dari ruangan Alan. Dia bahkan mengabaikan keberadaan Kanza. Pikirannya dipenuhi kabut hitam. Penyangkalan silih berganti bersuara dalam benaknya. “Seharusnya aku bertanya lebih jauh pada Om Alan. Tapi aku tidak sanggup.” Farrel tercekat. “Aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama jika berada di posisimu.” Lalu hening. Keduanya sama-sama berkutat dengan pikiran masing-masing. Berusaha menemukan