Selama aku mengenal Stevi yang ceria, aku sungguh tidak menyangka bahwa dia menyimpan luka besar di dadanya yang justru berasal dari keluarganya sendiri. Mendengarnya bercerita kemarin dan mengingat tentang segalanya yang di ceritakan Argan membuatku mengerti, mungkin karena semua rasa sakit itu tidak lagi bisa Stevi tanggung seorang diri, maka otaknya menyelamatkannya dengan menghapus semua kenangan buruk di masa lalunya itu. “Mas, ini pesanannya.” Suara pelayan di toko roti dimana aku sedang membelikan cake Strawberry pesanan Stevi membuyarkan pikiranku. Sejak tadi aku sudah tidak sabar untuk segera selesai bekerja agar bisa mengantarkan makanan ini dan jika boleh sedikit melihat wajahnya karena aku masih khawatir. “Ekstra strawberry dan krim kan mbak?” Tanyaku memastikan. “Iya mas