Jangan bilang sama mas Argan aku disini yah mas?” Stevi terdengar merengek, masih sambil memelukku erat sekali. “Kalau mas nggak bilang nanti kasihan dia beneran pergi ke Singapore, kami berdua udah beli tiket sayang.” Balasku lembut. Tanganku masih setia mengusap kepalanya. “Tapi aku takut ketemu mas Argan, dia pasti marah karena aku abis kabur.” Ucapnya lirih. “Nanti aku suruh dia nggak temuin kamu dulu kalau kamu takut.” Balasku lagi. “Emang mas Argan mau di suruh-suruh kaya gitu? Dia kan keras kepala, nggak mau ngalah, ribet lah pokoknya.” “Nanti mas yang bujuk, emang kenapa nggak mau ketemu Argan? Menurut mas lebih baik kamu bicara sama Argan, Biar semua jelas sayang.” “Mas pernah tahu nggak alasan kenapa mas Argan tiba-tiba baik sama aku? Kalau mas tahu gimana dia dulu pasti