Bab 73. Stevi

1614 Kata

Aku mengulum senyum ketika siang ini akhirnya Argan datang dengan wajahnya yang masih kusut dan seikit babak belur. Dia mengerutkan dahinya melihatku berusaha mati-matian untuk tidak meledeknya. “Apa?” tanyanya bingung. “Apa?” Aku balik bertanya dan dia mendesah kesal. Senang rasanya melihat Argan akhirnya bisa memperjuangkan apa yang dia inginkan. Sebab beberapa tahun ini, laki-laki yang dulu jahat padaku itu melakukan segalanya hanya demi kebaikanku. “Udah enakan?” tanyanya, lalu duduk di samping ranjangku. “Lumayan.” Jawabku dengan senyuman. Mendengar dari cerita ayah bahwa Argan mengorbankan banyak hal demi donor jantung untukku, membuat kemarahanku padany menguap. Aku begitu terharu dan sekaligus bahagia. “Masih marah sama aku?” tanyanya pelan-pelan membuat aku terkikik. “Enggak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN