“Om Apan! Om Ilel! Oma....” Seorang anak kecil berjalan perlahan seraya menangis sesenggukan. Ciuman manis Gary dan Megi sontak berakhir. “Apina iyang... Oma....” Megi mengerutkan kening, sementara Gary langsung berdiri dari duduknya, mendekati pemuda kecil yang nampaknya masih berusia sekitar dua tahunan. Gary bersimpuh di sampingnya. “Hai, nama Om; Gary! Kayak Gery Chocolatos! Nama kamu siapa?” “Eyi o-oyos!” ujar si bocah, mengulang info yang diberikan Gary. Lalu menangis lagi. Megi langsung balik badan, ga tahan kalau ga ketawa. “Iya, ini Om Gary. Nama kamu siapa?” “Api!” Megi ngekek lagi. Sementara Gary mengangguk paham, pasti namanya something berakhiran i, masalahnya doi belum bisa nyebut dengan benar. “Api iyang! Oma....” isak pemuda cilik itu. Kali ini Megi mala