“Dokter April?” sapa Gary seraya menyembukan kepala di celah pintu salah satu ruang praktek dokter setelah mengetuk beberapa kali. “Hey! Ngapain kamu? Hari ini kamu ga ada jadwal sama aku!” “Saya borong oleh-oleh dari Singapura. Mau ga, Dok?” “Weh, nyogok nih?” “Berhasil ga, Dok?” “Berhasil sih!” kekeh April. “Mau ngobrol di sini atau di ruangan?” “Ruangan Dokter aja deh.” “Ya udah, naik gih, tunggu di pintu, aku kelarin medrec pasien barusan. Lima belas menit, oke?” “Oke, Dok!” Gary menutup kembali pintu itu, lalu langsung melangkah menuju lantai dua yang sayap barat dan timurnya digunakan sebagai ruangan dari para dokter spesialis. Ia duduk di sebuah kursi tunggu tiga dudukan, melongokan pandangan ke dalam paper bag yang dibawanya, memastikan oleh-oleh khas negeri singa