“Gue siap-siap dulu ya, Sayang?” ujar Megi seraya terkekeh karena Gary yang belum juga berhenti ndusel-ndusel di wajahnya. “Oke. Mau sarapan?” “Mau sih, kangen masakan lo.” “Ya udah, gue cek kulkas dulu ada stok makanan atau ngga. Kalau ga ada kita liat-liat jajanan aja sepanjang jalan. Nanti malam baru gue masakin. Oke?” Megi beranjak dari pangkuan Gary setelah mengecup singkat bibir prianya. Wajah Gary masihlah merah akibat aliran darah dan kelenjar adrenal yang meningkat selama ciuman panas mereka tadi. Dan tentu saja, tak berbeda dengan Megi. Keduanya keluar dari kamar sambil bergandengan tangan. Isla yang sudah stay di ruang tengah menggelengkan kepala. “Ga lepas segel kan lo berdua?” cecar Isla. “Belum mampu gue, Nek,” jawab Gary seraya melanjutkan langkah ke dapur unit