Pukul lima sore, Tasya sudah tiba di restoran tempat ia janjian dengan Galang. Dia duduk di salah satu kursi yang masih kosong di dekat jendela sambil menunggu Galang yang belum datang. Tasya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru restoran yang tampak sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang sedang menyantap makanan atau sekadar minum kopi seperti yang Tasya lakukan. Dia mulai menyeruput cappucino latte yang ia pesan secara perlahan sambil menantikan kehadiran Galang. Galang akhirnya tiba lima belas menit kemudian. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru restoran dan menemukan sosok Tasya yang sedang duduk di dekat jendela. Galang berjalan menghampiri Tasya, lalu duduk di kursi kosong yang ada di hadapannya. “Maaf aku terlambat, Sya,” ucap Galang, menatap Tasya dengan sorot mata b