KENSA 01

745 Kata
'Tuhan tahu. Mana yang pantas bersama, akan ia pertemukan. Lihat saja permainannya, akan indah diluar dugaan.' [Pertemuan tak terduga] Seorang pria dengan seragam yang belum bisa dibilang rapih karna tidak memakai dasi dan ikat pinggang, serta baju yang dikeluarkan. Memasuki mobil lamborghini hitamnya. Ia menyalakan mesin mobilnya dan langsung menjalankan dengan kecepatan diatas rata-rata. Ekor matanya yang tajam melirik kanan kiri memastikan sepi. Ia akan menggas mobilnya kencang, karna memang ini masih daerah kompleksnya. Saat sudah berada dijalan raya, pria itu mengendurkan sedikit kecepatannya, tapi tiba-tiba sebuah motor besar melewatinya dengan hampir saja menabrak mobilnya.   "Udah gila, ya?" Kenzo mendengus malas. ₩₩₩ Kenzo keluar dari mobilnya, membuat pandangan siswa dan siswi menyorot padanya dengan tatapan memuja. Tapi Kenzo mengabaikan itu saking sudah terbiasanya. "Kenzo!" Panggil seorang pria lalu ia menghampiri Kenzo bersama dua pria lainnya. "Vero ngajak kita tanding basket, Zo!" Ujar si pria keturunan spanyol itu, Fransko. "Kata dia yang menang boleh dapetin Angel!" Kali ini, ujar si pria bertubuh lebih pendek dari ketiga temannya, Diki. Kenzo mendengus. "Hadiahnya gak menarik," pria itu kembali melanjutkan langkahnya tapi ditahan Riko. "Kalo kita gak ikut, kita bakal dikatain cemen, Zo." Ujar Riko yang membuat Kenzo menghela nafasnya malas. Membuang waktu saja, menurutnya. "Ikut ya, Zo?" ₩₩₩ Lima orang pria tengah berlatih basket dilapangan. Beberapa dari mereka berkali-kali melempar bola hingga masuk ring. "Pasti kita gak bakal kalah dari Kenzo," gumam pria yang sering dipanggil Cimol itu, padahal namanya aslinya Cimo. "Gue tau," ujar Pria tampan dengan keringat dikeningnya dengan percaya diri, Vero Adinathan. "Lo doang bos, yang cocok sama Angel. Ngapain coba si Angel ngejar-ngejar si Kenzo. Mending lo kemana-mana," celoteh seorang pria yang satu lagi, Dito. Disahuti anggukan oleh Eno dan One, saudara kembar tampan itu. "Liat aja, gue bakal kalahin si Kenzo sialan itu." Gumam Vero pelan. Tak lama yang ditunggu-tunggu datang. Kenzo dan ketiga temannya memasuki lapangan hingga membuat semua bersorak ramai. "Dateng juga lo?" Vero melempar bola basketnya pada Kenzo. Dengan senang hati Kenzo menangkap bola itu tepat sasaran. "Dateng. Soalnya seru kayaknya ikut permainan anak bocah," ejek Kenzo membuat rahang Vero mengeras. Sebelum terjadi perkelahian, Eno dan One langsung menghadang. "Udah ayo kita mulai aja!" Semua pun mengambil posisi masing-masing. Saat pluit ditiup, semua berlari memperebutkan bola bernuansa oranye itu. "Tangkep, Ver!" Ujar Cimol, sayangnya Kenzo lebih cepat. Kenzo membawa bola itu dengan handal hingga mencapai ring lawan. Nice shoot! Semua bertepuk riuh, bahkan fansclub Kenzo yang telah dibangun sejak dulu itu terpekik senang hingga membuat yang lain menutup telinganya. Kenzo malah malas sekali memiliki penggemar tidak jelas seperti itu, memangnya dia seleb? Berkali-kali Kenzo memasukan bola ke ring, tak memberi satu pun kesempatan untuk tim Vero menang. Pria itu benar-benar membuat siswa-siswi terpukau dengan permainannya. Kenapa Kenzo tidak ikut asean games saja? Priiiitttt!! Permainan selesai. Kenzo langsung dikerubungi oleh siswi-siswi yang memberikan pria itu handuk, minuman atau sebagainya. Kenzo mengambil salah satu handuk entah itu siapa, lalu ia mengelap keringatnya. Semua berteriak histeris membuat Kenzo menghela nafasnya malas. Lebay, batinnya. Terlihat Vero menyalahkan teman-temannya. Kenzo menghampiri Vero. Pria itu menepuk pundak Vero. "Ambil aja Angel, dia bukan selera gue." Kenzo pergi setelah mengucapkan itu. Meninggalkan Vero yang sudah mengepalkan tangannya menahan emosi. Tiba-tiba seorang gadis cantik bak boneka barbie menghampiri Vero. "Lo apa-apaan sih, Ver! Ngapain coba lo jadiin gue bahan taruhan? Lo ini anggep gue apaan sih!" Gadis bernama Angel itu pergi dengan raut kecewanya. Membuat Vero semakin kesal. ₩₩₩ Upacara pagi ini dimulai. Membuat semua siswa-siswi berbaris dilapangan. Kenzo malas sekali mendengarkan celotehan pembina upacara, lebih baik pria itu memakai earphone-nya mendengarkan musik. Persetan walaupun pembina itu adalah Arsen, Eyangnya. Justru karna sekolah ini milik keluarganya, membuat Kenzo semakin bebas. Tiba-tiba sebuah suara dentruman motor memenuhi lapangan hingga membuat seisi sekolah Garuda gempar. Asapnya pun membuat semua siswa-siswi yang berada dekat sana terbatuk-batuk. Kenzo melepas earphone-nya saat mengenali pengendara motor itu. "Itu yang tadi nyalip mobil gue'kan?" Gumam Kenzo pelan. "Anjir siapa tuh berani banget masuk-masuk lapangan bawa motor. Mana udah telat lagi," celetuk Diki salut. "Iya woi itu siapa?!" Riko ikut terkejut. "Anak baru kali, ya?" Fransko menebak. Semua juga ikut riuh. Guru-guru mulai menghampiri orang itu. Betapa terkejutnya begitu melihat orang itu melepas helm fullface-nya. Membuat rambut merah panjangnya yang diikat menjadi satu itu langsung turun. "Cewek anjir!!" ₩₩₩ Anjay wkwk, cewek mana lagi naek motor merah geedee wkwk. Mana masih SMA yakan Kalo mau tau kelanjutannya, Don't Forget to Vote and Comment syg2ku!♡♡♡
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN