Suasana di auditorium Universitas Science yang awalnya penuh dengan kegembiraan mendadak berubah mencekam. Ketegangan merambat di udara, memenuhi setiap sudut ruangan saat tukang cukur palsu itu, yang kini jelas-jelas adalah penjahat menggores pisau ke leher Maya untuk mengancam Will agar tidak mendekat.
“Jangan bergerak kamu, Bocah sok ganteng ! Atau pisau ini akan kusilet lebih dalam ke leher Maya!” suara penjahat itu menggema, penuh dengan kebencian. Will berhenti seketika, wajahnya memucat dan matanya membelalak ngeri.
“Semua tamu keluar! SEKARANG!” teriak penjahat itu, suaranya penuh amarah. “Kecuali keluarga! Kalian semua tetap di tempat!”
Para undangan, semua anak yatim segera bergegas keluar, menuruti perintahnya dengan panik. Suara langkah kaki yang tergesa-gesa dan bisikan ce
