Bab 35. Para Pria Hutama.

1510 Kata

“Aduh. Tanganku pegal,” keluh Tara yang sedang membantu mengulek sambal. “Kenapa tidak diblender saja, sih? Biar cepat.” gadis itu cemberut. Tangannya benar-benar pegal. "Mataku juga panas." “Kalau diblender itu rasanya beda. Lebih sedap diulek.” Naya menyahut. Memang pegal, tapi, hasilnya memuaskan. “Biar saya saja yang lanjutin, Bu.” Zahra mematikan kompor. “Sayur asemnya sudah matang.” Wanita itu kemudian memutar tubuh lalu menarik langkah menghampiri Tara di meja panjang. “Sini, biar saya yang lanjutkan.” “Mbak, jangan pakai saya kalau ngomong sama aku. Kesannya jadi ada jarak. Kita kan besti sekarang," keluh Tata yang detik berikutnya berpura-pura memasang wajah cemberut. Sementara Zahra nyaris tersedak ludahnya sendiri mendengar apa yang dikatakan oleh Tara. Besti? Besti apa? b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN