Perdebatan beberapa orang yang berdiri tak jauh dari pintu masuk restoran itu membuat berpasang-pasang mata menatap penasaran. Namun, orang-orang tersebut seolah tidak peduli, sekalipun sudah menjadi pusat perhatian pengunjung restoran. “Pria ini masih punya istri,” kukuh Wildan. “Kamu bicara apa? Siapa yang punya istri? Dasar orang gila.” Sherly semakin marah mendengar tuduhan pria yang datang bersama musuhnya. Naka menarik sebelah tangan Wildan hingga Wildan mengalihkan pandangan matanya dari Sherly. “Urus urusanmu sendiri. Kamu tidak perlu ikut campur dengan hidupku.” Naka menatap tajam Wildan. Menekan keras katupan rahangnya, bola mata pria itu bergulir ke arah akses keluar masuk tempat tersebut. Naka mengatur tarikan dan hembusan napas. Menoleh, lalu meraih sebelah tangan Sherly.