“Tugasmu membuatku jatuh cinta padamu.” “Orang gila. Dia pikir jatuh cinta itu bisa dibuat-buat? Dasar sinting,” ujar Zahra sebelum meninggalkan Naka yang justru tertawa. Naka menghela napas dalam. Sepasang mata pria itu mengecil memperhatikan punggung Zahra menjauh. Geli melihat Zahra geleng-geleng kepala. Dengan dua tangan tersimpan di saku celananya, pria itu menarik langkah, mengikuti Zahra. Zahra menoleh, lalu mempercepat langkah kakinya. Menghentak keras karbondioksida. “Kamu tidak mau ibu sembuh?” “Ya Allah …,” kaget Zahra ketika tiba-tiba Naka sudah berjalan di sebelahnya. “Aku pikir kamu akan melakukan apapun demi ibumu.” Naka melirik Zahra. Sepasang kakinya masih terayun pelan, menyamai langkah pendek Zahra. Zahra melirik kesal pria di sebelahnya. Memilih memperlambat lan