“Kenapa juga kamu bahas soal ciuman di depan Zahra?” tanya Naka sambil berkacak pinggang. “Memangnya kenapa? Ciuman bukan hal tabu untuk kita. Apalagi Zahra sudah pernah menikah. Dia pasti sudah terbiasa. Apalagi mereka LDR. Bisa dibayangkan kalau mereka bertemu setelah sekian lama? Mereka tidak hanya akan berciuman dengan penuh hasrat, tapi, mereka sudah pasti akan saling menjajaki setiap jengkal tubuh pasangan. Menumpahkan rasa rindu dan menuntaskan hasrat yang terpendam saat mereka jauh. Mereka akan bercinta sepan—” “Berhenti … berhenti.” Naka menghentikan ocehan panjang Bara yang membuat isi kepalanya mengelana kemana-mana, membayangkan aset tempur Zahra yang berwarna merah menyala. Seolah menantang siapapun yang melihat. “Sialan kamu, Bar.” “Hei … kenapa mengumpat? Apa salahku? Ak