“Beb, hari ini kita pulang awal. Ada acara amal nanti malam.” “Jam berapa?” tanya Zahra dengan sepasang alis berkerut. “Acaranya jam setengah delapan.” “Oh … kalau gitu kita bisa pulang seperti biasa saja. Tidak perlu pulang lebih awal,” ujar Zahra. Dia tidak perlu waktu banyak untuk berdandan. “Nope. Kita pulang jam 2.” “Lah, jam 2 itu satu jam lagi, loh, Sayang.” Zahra memutar sedikit tangan kirinya—memperhatikan benda yang melingkari pergelangan. Tidak salah. Bahkan lebih tepatnya 55 menit lagi. Wanita yang masih menempelkan gagang telepon ke telinga kanan itu menghembus napas pelan. “Pokoknya hari ini kita pulang jam 2.” “Mau ngapain? Kan acaranya masih malam, Sayang.” Nada suara Zahra terdengar merengek di telinga sang suami. “Nanti kamu tahu.” “Rahasia?” “Iya. Rahasia.” Di