“Halo Ra … apa kabar?” Hampir saja ponsel di tangan Zahra jatuh jika saja wanita itu tidak segera menggenggamnya erat. Kedua mata Zahra membesar melihat siapa yang berdiri di depannya dengan senyum lebar. “Sudah lama kita tidak bertemu.” Zahra merasakan tarikan dan hembusan napasnya semakin cepat. Tangannya meremas ponsel semakin kuat. “Kamu masih cantik seperti lima tahun lalu.” Zahra menahan napas yang memburu. Beberapa detik sebelum menghembus perlahan karbondioksida dari hidung. "Bahkan lebih cantik. Kamu memang cantik, Ra." Zahra menekan sepasang rahang yang terkatup. Sesaat wanita itu menatap tajam sosok yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Merasakan emosi yang mulai meluap. Zahra berusaha mengatur tarikan dan hembusan napas yang semakin cepat. “Permisi.” Zahra tidak berniat