Bab 162. Gelisah Vanya

1080 Kata

Vanya menggigit bibirnya sambil mengamati kedua adiknya yang sedang bermain bersama pengasuh mereka. Ada sedikit perasaan cemburu karena mereka memiliki kedua orang tua yang saling menyayangi dan hampir tidak ada pertengkaran selama ini. “Aku iri.” Icha tersenyum mengerti apa yang dimaksud Vanya. Dia lalu memeluk Vanya dan mencium pipi Vanya yang dipenuhi air mata. Lalu Vanya malah tertawa di tengah tangisnya. “Mami,” lirih Vanya tiba-tiba. “Ya?” “Jangan ada pertengkaran.” Icha mengerutkan dahinya. “Maksudnya?” Vanya melap-lap pipinya yang basah. “Aku ingin Mami dan Papa selalu saling sayang, aku ingin adik-adikku merasakan kebahagiaan selama-lamanya.” Icha tak kuat menahan tangisnya mendengar harapan Vanya. Dia kembali menarik kepala Vanya dan mendekap di dadanya, “Iya, Vanya.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN