Andra tertawa lepas, menyukai sikap Icha yang berterus terang dan tak malu-malu bertanya. "Enak dong." "Banget?" "Ya." "Trus kenapa Bapak nggak mau?" "Ya, sama kamu, harus dengan menikah." "Hm ... apa bedanya dengan ini?" Andra terdiam, bingung menjawab apa. Dia meraih tangan Icha yang ada di atas perutnya, dan menggenggamnya. "Tentu beda." Andra menelan ludahnya, lalu menghela napas panjang. "Karena ... kamu masih perawan, Icha." Icha menatap wajah Andra dengan seksama. "Jadi ... seandainya Icha sudah nggak perawan, Bapak mau masukin Icha?" "Ya." Andra tidak menampik memiliki dorongan seks yang cukup kuat, tapi dia memiliki pengendalian diri yang juga sangat kuat. Selama tidak lagi berhubungan dengan mantan istrinya beberapa tahun lalu, Andra menyibukkan diri dan sama sekali