Bukannya Tak Peka

1748 Kata

Aya meneleponku ketika aku sudah berada di rumah dan sedang rebahan di kasur. Aku ltadi dijemput oleh sopirnya papa ke bandara, sekalian mengantarkan Gilang lebih dulu. Aku memaksa, meski awalnya Gilang menolak. "Gue mau cerita," ujar perempuan itu. "Tentang si Rachel." Aku berdehem. Bukan Aya namanya kalau tidak suka bergosip, bercerita apa pun yang diketahuinya. Kadang aku masih saja bercerita padanya, padahal tahu kalau mulutnya suka keceplosan. "Gue rasa, dia itu manipulatif." "Kenapa emangnya? Kok lo bilang gitu?" "Dia itu dari tadi... eh, nggak dari tadi juga, sih. Dari semalam gue perhatiin, agak caper sama Dikta. Lo ngerasa gitu juga nggak?" "Dikta ganteng, mapan dan single juga. Siapa yang nggak tertarik sama dia?" "Tapi kan dia belum resmi bercerai. Belum resmi menjanda, m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN