Malam itu Evan mendatangi tempat kos Fatar yang selama ini menjadi rumah kedua baginya dalam empat tahun menetap di kota ini. Dia penasaran dengan perkataan lelaki itu tadi siang dan ingin meminta penjelasan secepatnya. Ketika sampai di tempat kos, dia merasa aneh karena sahabatnya itu tengah melamun. Tidak seperti biasanya, kemudian dia pun menepuk pundak pria itu sehingga membuatnya terperanjat kaget. "Bikin kaget aja," katanya tak semangat. "Kenapa, kok, kayak lagi ada masalah?" tanya Evan yang tak biasanya melihat wajah sahabatnya itu murung. Fatar termasuk pribadi yang supel dan humoris jarang sekali dia menunjukan wajah sedih dan cemberut. Kalaupun dia sedang sedih itu pun karena sang ibu memintanya untuk segera dibawakan calon menantu. "Kau tau, Van. Aku jatuh cinta dan pa