“Nyonya menampar Aline.” Sungguh kabar yang nyaris tidak mungkin terjadi. Bukankah begitu? Theresa begitu menyayangi Aline selama ini. Bahkan dia sampai memaksa putranya sendiri untuk menikah dengan gadis itu, jadi mana mungkin Theresa menamparnya. Benar, tidak mungkin. Kecuali gadis itu melakukan kesalahan yang sangat amat fatal. Rasa penasaran yang amat sangat besar membuat Jena, Elena dan Timothy berlari tergopoh-gopoh pergi ke sana. Selain ingin melihat pertunjukan seru, mereka juga ingin tahu, alasan apa yang membuat Theresa sampai menampar Aline Begitu mereka tiba, suasana disana sudah tegang. Bahkan lebih tegang dibanding saat Theresa menampar dan memaki Jena tadi. Aline terlihat berdiri menangkup salah satu pipinya. Wajahnya merah, matanya bengkak. Air mata juga terus berlina