Desahan tante

1007 Kata
"Masukin. Aku sudah tidak tahan. Cepat! " pinta Cindy dengan penuh nafsu, membuat Noval yang juga sudah terpancing gairah, langsung mendorong adik kecilnya yang sangat tegang dan panjang, namun merasa kesulitan untuk memasuki V Cindy. "Shhht, ahhh. Tante, kenapa sempit?" tanya Noval yang sedikit kesulitan untuk memaksa adik kecilnya masuk ke lubang kenikmatan Cindy. "Emhh, pelan-pelan." Kata Cindy tanpa ada niatan untuk meminta Noval agar menghentikan penyatuannya. Noval langsung mendorong pinggulnya dengan kuat, hingga Cindy menjerit kesakitan karena merasa bagian bawahnya ada yang robek. "Sshhht, sakit… Desis Cindy bersamaan dengan air mata yang tanpa sengaja menetes begitu saja. Mendengar desisan Cindy, Noval langsung mendongak, dan sedikit menyesal karena tetap melanjutkan keinginan untuk memenuhi nafsunya. "Tante menyesal?" tanya Noval berharap Cindy menyesali keputusannya. Cindy yang mendengar pertanyaan Noval langsung membuka matanya, dan memperlihatkan senyumnya. "Justru aku bahagia. Terimakasih brondong ku." Kata Cindy yang ternyata jawaban Cindy sangat di luar prediksi Noval. Padahal Noval pikir, Cindy akan menyesalinya. Ternyata, Cindy malah memperlihatkan senyum bahagianya, dan mengungkapkan kejujurannya, kalau Cindy merasa bahagia saat Noval berhasil menghapus gelar Cindy sebagai wanita perawan. Kali ini Noval benar-benar merasa bingung, apakah Noval harus percaya dengan kata-kata Cindy kalau Cindy mencintai dirinya, atau Noval tetap percaya pada dugaannya, kalau Cindy hanya terobsesi terhadap dirinya, melihat wajah bahagia yang diperlihatkan oleh Cindy saat ia berhasil membobol keperawanan Cindy, itu membuktikan kalau Cindy hanya terobsesi terhadap dirinya. Jadi Noval tidak bisa menyimpulkan sendiri kalau Cindy hanya terobsesi pada dirinya. Karena Noval melihat Cindy tidak menyesali keputusannya, Noval langsung menghentakkan pinggulnya dengan kasar, berharap ia dapat menyakiti Cindy, dan Cindy memohon ampunan terhadap dirinya agar tidak melanjutkan lagi. Ternyata, meski Noval sudah dipenuhi oleh nafsu yang begitu sangat tinggi, Noval masih berharap ingin mendengar kata penyesalan dari Cindy. Lagi-lagi Noval dibuat terkejut, karena ternyata niat dirinya untuk menyakiti Cindy itu tidak membuat Cindy tersakiti, justru Cindy malah terus berteriak kenikmatan. "Ahhh, s**t. Sayang, kenapa senikmat ini. Ahhh, Noval, Sayang." Desah Cindy yang seperti orang gila, meracau tak terkendalikan, membuat Noval semakin bernafsu, hingga Noval dengan refleknya menghentakkan pinggulnya dengan kuat, hingga Cindy semakin merasa kenikmatan, dan semakin terasa adik kecil Noval yang tengah bermain dalam V nya. "Ahhh. Tante, bergoyang lah. Rasanya semakin nikmat." Desah Noval yang disertai dengan sebuah permintaan, meminta agar Cindy memberi goyangan pada pinggulnya, karena Noval merasa semakin gila. Noval semakin menambah tenaganya untuk terus menusuk V Cindy, hingga keringatnya bercampur dengan keringat Cindy. Cindy mengikuti permintaan Noval untuk bergoyang, hingga Noval terus berteriak memanggil Noval yang terasa kenikmatan. Disaat Fina tengah berjuang untuk hidup dengan bantuan operasi, berbeda halnya dengan Noval yang tengah berjuang untuk mencapai kenikmatan nya karena paksaan dari Cindy. Memang, apa yang dirasakan oleh Noval kali ini sangat membuat Noval kenikmatan, tapi tidak dipungkiri awal terjadi hal itu, itu karena paksaan dari Cindy. Dokter terus berusaha untuk menyelamatkan Fina, sedangkan Noval terus berjuang untuk mendapatkan kenikmatan dan juga kepuasan dari tubuh Tante Cindy yang begitu sangat sexi dan sangat tidak tahan saat menggodanya. Noval yang merasa akan ada sesuatu yang keluar dari adik kecilnya, ingin segera mencabutnya, karena tidak ingin mengeluarkan di dalam. Sayangnya, Cindy yang menyadari kalau Noval akan segera sampai pada puncak klimaksnya, Cindy langsung menahan pinggang Noval, bahkan sampai menekannya, hingga Noval langsung menyemburkan lahar hangatnya dalam rahim hangat Cindy tanpa Noval sengaja. "Tante… "Tidak apa-apa. Kamu tidak usah takut. Aku sulit untuk punya keturunan." Kata Cindy dengan nafas ngos-ngosan. Noval yang mendengar Cindy sulit untuk punya keturunan sedikit bernafas lega, meski tidak dapat menjamin Cindy tidak akan hamil, setidaknya Cindy tidak hamil dalam waktu dekat ini, pikir Noval. Noval menggulingkan tubuhnya di samping Tante Cindy, dan dengan cepat Tante Cindy memeluk Noval tanpa merasa malu dengan keadaannya yang masih polos. "Aku masih kurang. Sekali lagi ya." Kata Cindy seraya mengelus d**a Noval yang masih basah karena keringatnya. "Tante, maaf. Untuk kali ini, beri aku kesempatan untuk melihat kondisi Mama." Kata Noval yang membuat Cindy langsung cemberut. "Jangan cemberut. Kita masih punya banyak waktu. Untuk itu, aku minta waktunya untuk menemani Mama." Kata Noval dengan penuh kelembutan, dan tentunya kelembutan itu bukan murni dari hati Noval, tapi penuh keterpaksaan, demi bisa bertemu dengan sang Mama tanpa takut ketahuan Tante Cindy. Jadi Noval Bisa dengan leluasa menemani sang mama sampai sembuh. "Baiklah, Suamiku. Kali ini, aku beri kamu kesempatan. Ingat, segera datang jika aku menginginkanmu." Kata Cindy yang langsung membuat Noval bernafas lega, karena ia berhasil merayu Tante Cindy. Karena Noval sudah mendapat izin dari Cindy, Noval mencoba untuk bangun, namun langsung ditahan oleh Cindy. "Kamu boleh pergi setelah menemani aku makan." Ujar Cindy sambil menahan tangan Noval, membuat Noval langsung mengepalkan salah satu tangannya yang tidak disentuh oleh Cindy, untuk menahan emosi. "Baiklah, Tanteku. Aku ambil makanan dulu buat Tante." Kata Noval seraya melepaskan tangan Cindy secara pelan. Cindy tersenyum, lalu membiarkan Noval mengambil makanan untuk dirinya. Noval menyuapi Cindy dengan penuh kesabaran, demi Fina. Andai saja bukan karena demi orang yang selama ini berjuang untuk nyawanya, Noval juga tidak mungkin merusak prinsip nya sendiri dengan menikahi Tantenya. "Boleh aku pergi?" tanya Noval hati-hati setelah menerima gals yang sudah kosong setelah diminum oleh Cindy. "Pergilah Suamiku, dan segera kembali setelah aku menghubungimu." Kata Cindy memberi izin Noval pergi. Akhirnya, Noval bisa bernafas lega karena ia bisa pergi ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, ternyata kedatangan Noval sangat tepat waktu. Noval datang, dokter keluar dari ruang operasi. Dengan cepat Noval bertanya tentang kondisi Fina, karena sejak ia ada di rumah Cindy, ia tidak berhenti memikirkan tentang kondisi Fina, dan Noval berharap, dokter memberinya kabar yang sangat membuatnya bahagia. Nov berjanji didalam hati, kalau sampai Fina bisa diselamatkan, Noval akan menjadikan Cindy sebagai satu-satunya orang yang menjadi penyelamat yang patut ia balas Budi. Noval juga berjanji, sampai kapanpun, Noval akan menjadikan bantuan Cindy sebagai bantuan paling terbaik, dan tidak akan melupakan kebaikan Cindy sampai kapanpun itu. Itulah janji Noval dalam hati. Kali janji Noval bukan sebatas janji saja, tapi Noval juga akan mengenang dan bahkan rela mengabdikan sisa hidupnya pada Cindy kalau memang sang mama berhasil diselamatkan dan tetap bertahan hidup. "Untuk saat ini, kondisi Ibu Fina…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN