"Cepatlah, Sayang. Kerumah. Aku sudah tidak tahan. Aku menginginkanmu." Kata Cindy yang diiringi dengan desahan, membuat Noval yang mendengarnya langsung tegang. Noval pria normal, sekalipun Noval menolak pesona Tante Cindy, itu karena Noval berpegang teguh pada prinsip Noval, bukan karena tidak tergoda atau bukan pria normal, hingga tidak memiliki hasrat apapun terhadap Tante Cindy, terlebih Noval dan Tante Cindy memang bukan keluarga sedarah.
"Tan-tante, sekarang mama sedang berada dalam ruang operasi, dan aku tidak bisa meninggalkannya. "Ujar Noval dengan nada terbata, karena Noval tidak ingin disaat sang Mama sadar nanti, Noval tidak ada di sampingnya.
"Yakin tidak mau datang?" tanya Cindy meminta kepastian Noval, yang langsung membuat Noval pasrah, dan mengiyakan pada Cindy, kalau ia akan datang. Noval tahu, apa arti dari pertanyaan Cindy, itu bukan hanya sekedar pertanyaan biasa, tapi merupakan sebuah peringatan penuh ancaman, yang mana ancaman itu tidak jauh-jauh menyangkut kondisi sang Mama.
Akhirnya Noval pun mulai membawa langkahnya keluar dari rumah sakit, dan segera mencari taxi untuk menuju ke rumah Cindy.
Sesampainya di rumah Cindy, pintu rumah Cindy langsung terbuka lebar sebelum Noval mengetuknya, membuat Noval sedikit terkejut karena merasa pintu itu terbuka secara otomatis saat dirinya mendekati pintu tersebut.
"Silahkan masuk, Tuan. Nyonya sudah menunggu Anda." Kata pelayan di rumah Cindy, mempersilahkan Noval untuk masuk.
Noval pun masuk dan langsung membawa langkahnya untuk menuju ke kamar Cindy.
Ceklek
Degh
"Tante…
Noval dibuat terkejut setelah membuka pintu kamar Cindy, dimana Noval melihat Cindy hanya memakai bra dan kain segitiga yang sangat transparan.
Cindy tersenyum dan langsung mendekati Noval, lalu menarik Noval masuk, dan menguncinya dari dalam.
Noval merasa seluruh tubuhnya panas, karena melihat tubuh sexi Cindy.
"Aku mau berganti pakaian, tapi kamu sudah datang. Ayo, cepat ganti pakaian, dan setelah itu, kita langsung mendaftarkan pernikahan kita." Kata Cindy tegas seraya melempar map merah pada Noval, yang dengan refleknya ditangkap oleh Noval.
Noval membuka map merah tersebut, dan membaca apa isinya, betapa terkejutnya Noval saat melihat disana ada keterangan tentang kontrak pernikahan, yang menjelaskan tentang larangan sebagai pihak kedua, dimana pihak kedua itu tidak lain adalah dirinya.
Tertulis dengan jelas kalau Noval tidak boleh dekat dengan wanita manapun, dan tidak boleh membuat pihak pertama yang tak lain Cindy itu marah, yang artinya Novak harus tunduk sama Cindy.
"Tante, apa maksud semua ini?" tanya Noval tidak terima
"Jangan pertanyakan apa maksud semua itu, Noval. Kamu pria yang cerdas, tanpa aku jelaskan, kamu sudah mengerti. Cepat tanda tangani, atau kalau gak…
"Baiklah." Kata Noval cepat, karena tidak ingin Cindy mengancam dirinya dengan nyawa sang Mama. Noval merasa, ia tidak bisa mundur lagi, terlebih uang itu sudah ada di tangan Noval. Jadi Noval tidak bisa menolak, atau bahkan tidak bisa membantah apapun. Itu yang menjadi peraturan dari Cindy.
Dengan cepat Noval langsung membubuhkan tanda tangannya, dan kembali menyerahkan map merah tersebut pada Cindy, yang ternyata Cindy sudah berpakaian rapi. Cindy tersenyum penuh kemenangan setelah ia mengecek tanda tangan Noval.
"Berondong pintar." Kata Cindy seraya mengacak-acak rambut Noval.
Noval diam saja dan hanya memandangi Cindy yang tengah mempoles wajahnya dengan make up tipis, yang sebenarnya tanpa harus make up pun, Cindy sudah sangat cantik.
Setelah Cindy merasa penampilannya sudah sempurna, Cindy beralih pandangan nya dari cermin, menatap Noval.
"Kenapa kamu tidak mandi, Sayang. Apa perlu aku mandikan?" tanya Cindy seraya mengelus wajah tampan Noval. Noval langsung melepaskan tangan Cindy dari wajahnya, dan membawa langkahnya menuju ke kamar mandi.
Noval mengguyur tubuhnya dengan air dingin, berharap ia bisa berpikir jernih untuk menyelesaikan masalahnya yang terus larut tanpa ada usainya.
Noval menikmati setiap air yang berjatuhan melewati punggung badannya yang gagah, hingga membuat Cindy yang melihatnya melalui kaca pintu kamar mandi yang begitu buram, langsung meneguk ludahnya dengan susah payah.
Cindy membayangkan, saat punggung gagah itu berada dalam sentuhan tangannya, dan berada di atas tubuhnya sedang memberinya kenikmatan pada dirinya.
Karena Cindy tidak mau pusing dengan pikiran liarnya, akhirnya Cindy langsung memukul kepalanya agar segera sadar, dan tidak membuat dirinya gila.
"Tante kenapa?" tanya Noval saat melihat Cindy tengah mengetuk kepalanya, membuat Cindy langsung menghentikan pergerakannya.
"Tidak apa-apa. Cepat, pakai baju kamu." Kata Cindy yang sudah berubah datar lagi.
Cindy langsung mengajak Noval pergi setelah melihat Noval sudah rapi dengan pakaian yang sudah disediakan oleh Cindy.
Noval dan Cindy mendaftarkan pernikahan untuk mereka, dan setelah mereka selesai mendaftar pernikahan mereka, Noval langsung keluar dengan memegang buku nikahnya.
Noval tetap memandangi buku nikah tersebut, karena sampai saat ini, Noval masih tidak percaya kalau dirinya dan Cindy benar-benar sudah memiliki ikatan pernikahan, dan Noval juga tidak percaya, kalau dirinya bisa menghancurkan prinsip nya sendiri.
Cindy yang melihat Noval sudah berada di luar, langsung menyusul Noval, dan menatap Noval yang tengah menatap buku nikahnya.
Dengan cepat Cindy mengambil buku nikah tersebut, dan Cindy langsung memasukkan buku nikah tersebut dalam tas nya.
"Percaya tidak percaya, sekarang kita sudah suami istri." Kata Cindy dengan nada dinginnya, karena Cindy sadar, kalau Noval sangat tidak menginginkan pernikahan tersebut.
Mendengar ucapan Cindy, Noval berusaha untuk tersenyum, meski hatinya merasa terbebani.
"Tante, aku percaya kok kalau kita sudah resmi menjadi sepasang suami istri, aku hanya tidak percaya, kalau seberapa ini Tante menghancurkan prinsipku." Ujar Noval yang sudah menghadap pada Cindy.
Cindy yang mendengar pengakuan Noval langsung menyentuh wajah tampan Noval, dan sedikit memberi elusan lembut, serta mata yang tidak lepas dari mata Noval.
"Kita pulang sekarang, Sayang." Kata Cindy lembut
"Tante, antar aku ke rumah sakit. Aku ingin melihat Mama." Kata Noval saat Cindy mengajaknya pulang.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum kamu memenuhi apa yang aku inginkan." Kata Cindy yang langsung mendorong tubuh Noval masuk ke dalam mobilnya.
Dengan cepat Cindy langsung melajukan mobilnya, dan mengabaikan permintaan Noval yang ingin ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah, dengan penuh ketegasan, Cindy meminta Noval turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, bahkan setelah ada dalam rumah, Cindy juga langsung meminta Noval masuk ke dalam kamarnya.
Cindy mengunci pintu kamarnya, dan langsung duduk di pangkuan Noval yang tengah duduk di tepi ranjang.
Cindy melepaskan semua pakaiannya, dan hanya menyisakan pakaian dalamnya yang terbuat dari kain yang sangat tipis.
Cindy menyentuh tangan Noval, dan mengarahkan tangan Noval pada V nya, membuat tubuh Noval langsung tegang, bahkan tangannya gemetaran saat menyentuh V Cindy, meski masih terhalang oleh kain tipis tersebut.
Dengan gerakan cepat, Cindy langsung melepaskan pakaian Nova, dan Cindy menyentuh adik kecil Noval yang sudah terlihat sesak di balik kain segitiga nya.
Cindy mulai menggesekkan V nya pada adik kecil Noval, membuat Noval langsung bergerak membanting tubuh Cindy ke ranjang, dan menindihnya.
"Masukin….