Bercinta Di kamar mandi

1141 Kata
"Mama… Lirih Noval terkejut saat mendengar suara sang mama yang begitu terlihat takut dan sakit secara bersamaan. "Apa yang Tante lakukan pada Mama!" teriak Noval seraya ingin merebut ponsel Cindy, namun dengan cepat Cindy menjauhkan ponselnya, agar Noval tidak berhasil merebutnya. "Sudah ku bilang, jangan coba-coba melawanku karena Mama kamu sudah sembuh. Kamu lupa, aku bisa saja membuat Mama kamu menderita melebihi saat dia masih penyakitan!" teriak Cindy karena penuhi oleh rasa cemburu. "Tante, dia yang menghubungiku, bukan aku yang menghubungi dia. Jadi bukan berarti aku yang mengkhianati Tante," ujar Noval membela diri "Dia tidak akan menghubungimu kalau bukan karena kamu yang menyerahkan nomor ponsel kamu pada dia," ujar Cindy lagi "Aku juga tidak tahu bagaimana bisa dia punya nomorku, Tante. Yang jelas, aku tidak pernah mengkhianati Tante. Aku bersumpah, Tante!" Ujar Noval seraya mengangkat kedua jarinya, bersumpah kalau dirinya tidak pernah mengkhianati Cindy. "Lepaskan dia, dan biarkan dia kembali istirahat dengan nyaman." Ujar Cindy tegas pada orang yang ada di balik telepon, atau pada orang yang ia beri perintah untuk menyiksa Fina, karena Cindy sudah mendapat penjelasan dari Noval. "Masih ada waktu untuk istirahat. Ayo, istirahat. Awas kalau kamu berani khianati aku, aku akan buat Mama kamu tiada!" Ujar Cindy mengajak Noval untuk kembali tidur, dan diakhir dengan kalimat berupa ancaman. Noval sedikit bernafas lega karena ia bisa menyelamatkan sang mama. "Entah seperti apa caranya, aku pasti akan membalas rasa sakit hati ini, Tante." Gumam Noval dalam hati, karena ia merasa di perbudak oleh Cindy. Noval menurut saat Cindy kembali mengajakmu untuk melanjutkan tidurnya. Cindy memeluk Noval seperti tadi, meski di hati Cindy terselip rasa sakit hati karena rasa cemburunya. Cindy yang memang tidak mudah menyerah, ingin rasanya membunuh Ira, orang yang berhasil membuat dirinya cemburu. "Tidurlah. Biar aku juga bisa tidur." Kata Cindy lembut, seraya mengelus wajah Noval saat melihat Noval hanya memandang lurus ke depan. Noval mencoba memejamkan matanya, dan membalas pelukan Cindy, agar Cindy tidur. Tidak dipungkiri, Noval masih mengkhawatirkan Fina. Andai saja Noval tidak mengambil keputusan dengan menginap di rumah Cindy, atau setidaknya Ira tidak menghubungi dirinya, pasti Fina baik-baik saja, pikir Noval yang tengah menyesali keputusannya untuk menginap di rumah Cindy. Karena jam masih belum pagi, akhirnya Noval bisa tidur, terlebih ia masih merasakan hangatnya tubuh Cindy yang tanpa pakaian, itu semakin membuat dirinya nyaman. Pagi-pagi sekali Cindy sudah bangun. Cindy memutuskan untuk membuatkan sarapan buat Noval yang masih tidur nyenyak. Setelah jam 07.00 pagi, masakan Cindy juga sudah selesai, Cindy mulai membangunkan Noval agar sarapan. Noval yang memang tidak tahu siapa yang masak, akhirnya langsung menyantap makanan tersebut, dan seketika lidahnya termanjakan karena Hadi masakan itu sangat pas di lidahnya. Cindy tersenyum saat melihat Noval makan dengan lahap. Setelah selesai sarapan, mereka mandi bareng, dan mandi mereka bukan hanya sekedar mandi biasa, yang pastinya ada drama percintaan di dalam kamar mandi sana. Di bawah guyuran air shower, tubuh keduanya sudah seperti cacing kepanasan yang saling membalas sentuhan mereka. Noval seperti ulat bulu yang sedang menempel pada tubuh Cindy. Menikmati leher Cindy, dan memberi tanda merah keunguan di semua d**a Cindy, hingga d**a mulus Cindy dipenuhi oleh tanda merah karena ulah Noval. Noval membalikkan badan Cindy hingga membelakangi dirinya, dan meremas gunung kembar Cindy dari belakang, serta tangan kanan Noval yang sudah bermain di bagian V Cindy, dan lagi-lagi jari-jari Noval basah karena lendir Cindy. Noval langsung memasukkan kedua jarinya pada V Cindy, dan memainkan di sana, hingga tubuh Cindy terus bergerak seperti cacing kepanasan karena permainan jari Noval. "Lebih enak mana dua jari dibandingkan dengan keris pusakaku?" Tanya Noval seraya menggesekkan keris pusakanya pada b****g bohay Cindy, serta kedua jari yang semakin mengobok-obok V Cindy, membuat Cindy kesulitan untuk menjawab pertanyaan Noval, karena depan belakang Noval berhasil membuat dirinya kenikmatan. Tak hanya b****g dan juga V nya yang di buat mainan oleh Noval, tapi kanan kirinya juga tidak berhenti meremas gunung kembar Cindy, hingga semua tubuh bagian titik sensitif nya sudah berada dalam permainan Noval. Cindy mengerang panjang saat ia melakukan pelepasan untuk yang pertama kalinya. Cairan putih kental yang keluar dari V Cindy langsung hilang karena terbawa air shower. Tanpa ada jeda sedikit saja, Noval langsung menyeret tubuh Cindy sedikit menjauh dari shower, lalu menekan punggung Cindy ke bawah, meminta agar Cindy menungging. Cindy pun menurunkan wajah sampai dadanya, hingga seperti orang yang tengah menyodorkan bokongnya pada keris pusaka Noval. Tak ingin meminta izin terlebih dahulu, Noval langsung menusuk V Cindy dengan keris besarnya, dan detik itu juga Cindy berteriak memanggil Noval karena kembali merasa kenikmatan. "Ahhh, Tante… Desah Noval saat ia bisa merasakan nikmatnya bercinta dengan Tante Cindy, wanita yang sebelum tahu seperti apa rasanya sempat Noval tolak. "Ahhh, ahhh. Noval, tusuk lebih dalam. Ahhh, ahhh. Enak." Desah Cindy yang disertai dengan sebuah permintaan, dimana Cindy meminta agar Noval semakin kuat mendorong keris panjangnya lebih dalam agar semakin nikmat. "Ahhh, sial. Kenapa senikmat ini V Tante Cindy. Dan yang lebih sialnya, kenapa aku malah kecanduan dengan V Tante!" Umpat Noval dalam hati sambil terus memainkan kerisnya dengan cara keluar masuk dari V Cindy. Noval terus memacu kuat tubuhnya untuk mencapai puncak klimaksnya, sayangnya, hingga satu jam berlalu, Noval masih belum mencapai puncak klimaksnya, membuat Cindy mulai merasa kelelahan. "Aku tidak percaya, kenapa tenaga Noval sekuat ini. Dia benar-benar kuat!" Gumam Cindy dalam hati saat merasa dirinya sudah sangat lama menerima serangan keris Noval. Noval semakin mendorong keras kerisnya, bersamaan dengan hentakan yang semakin cepat, dan.. "Ahhhhh, Tante….. Teriak Noval mengerang panjang, saat ia berhasil mencapai puncak klimaksnya, yang ternyata kali ini bersamaan dengan Cindy yang sudah mencapai klimaksnya untuk yang kedua kalinya. Noval langsung membopong tubuh Cindy dan membawanya kembali ke bawah shower, dan Noval membantu membersihkan tubuh Cindy hingga bersih. Ternyata Noval tidak hanya membantu Cindy mandi, bahkan setelah mandi, Noval juga membantu mengeringkan rambut Cindy, membantu memakaikan pakaian Cindy, seperti anak kecil, hingga Cindy benar-benar sudah rapi. "Mulai sekarang, kamu pakai mobilku. Kamu berangkat ke kampus pake mobil ini, dan jangan lupa antar jemput aku. Paham!" Kata Cindy seraya menyerahkan kunci mobil yang lainnya pada Noval. "Tidak usah, Tante. Nanti mama malah nanya itu mobil siapa." Kata Noval menolak kunci mobil Cindy, karena Noval tidak ingin dapat masalah dari sang mama. "Kamu bisa pake alasan punya atasan kamu. Aku sudah memberitahu mama kamu, kalau kamu punya kerjaan sampingan." Kata Cindy yang langsung diterima oleh Noval. Sebelum pulang, Noval mengantar Cindy ke kantornya, baru setelah itu Noval pulang untuk melihat kondisi sang Mama. Karena kondisi sang Mama baik-baik saja, akhirnya Noval langsung berangkat ke kampus. Saat Noval tengah fokus dengan pelajaran di kampus, Noval dikejutkan oleh kedatangan beberapa orang, yang ternyata orang itu adalah preman. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, preman itu langsung menendang tubuh Noval, namun Noval masih berhasil menghindarinya. Sayangnya, saat Noval menghindari tendangan salah satu preman itu, ada salah satu preman lainnya yang tiba-tiba membekap mulutnya, membius Noval hingga Noval pingsan. "Ayo, kita serahkan pria ini pada bos kita…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN