Penuh dendam

1021 Kata
"Ayo, aku juga ingin bercinta." Ujar Cindy mengajak Noval untuk bercinta, saat Noval mengungkapkan rasa keinginannya untuk kembali merasakan nikmatnya bercinta dengan Cindy lagi. Ini adalah pertama kalinya Noval mengajak Cindy lebih dulu untuk bercinta, karena biasanya, Cindy lah yang memaksa Noval untuk bercinta. Cindy langsung melumat bibir Noval dengan begitu rakusnya, dan Noval juga tidak kalah rakusnya membalas setiap lumatan bibir Cindy, hingga mereka seperti orang kesurupan untuk mencari sebuah kenikmatan, mereka sama-sama saling membuka pakaian mereka dengan Cindy yang bergerak cepat membuka kancing kemeja Noval, begitupun juga dengan Noval, yang tanpa sengaja ia malah merobek pakaian Cindy. Noval menjeda permainan bibirnya, dan mata Noval langsung tertuju pada gunung kembar Cindy yang terlihat begitu sangat menantang gunung kembar Cindy yang hanya terbalut oleh kain kaca matanya, karena pakaian Cindy sudah koyak ulah Noval. Cindy yang mengerti arah tatapan Noval kemana, langsung menyentuh tangan Noval dan mengerahkan tangan Noval pada gunung kembarnya. "Jangan ragu-ragu apalagi malu-malu untuk menyentuhnya. Semua yang ada di tubuhku ini, adalah milikmu. Jadi hak kamu menyentuh bagian mana, dan ingin menikmati bagian mana." Ujar Cindy Seraya mengarahkan tangan Noval pada gunung kembarnya, dan bergerak naik turun seperti mengajari Noval untuk mengelus gunung kembarnya. "Ahhh, Sayang… Desa Cindy pelan, saat tangan Noval mulai bermain lembut di gunung kembarnya. Noval mau lihat wajah Cindy yang sudah terlihat sangat merah, yang artinya Cindy sudah dipenuhi oleh gairah. "Tante, boleh aku menyusu? Aku ingin menikmati kenyalnya gunung Tante. "Ujar Noval mau minta izin terlebih dahulu untuk menyusu, membuat nafsu Cindy semakin tidak bisa dikendalikan, karena permintaan izin Noval seperti orang yang sengaja untuk semakin membangkitkan gairahnya. "Nikmatilah, Sayang. Nikmatilah sepuasmu. "Ujar Cindy Soraya membusungkan dadanya, hingga gunung kembarnya terlihat semakin menantang. Noval langsung menyedot dan bahkan menggigit gunung kembar Cindy, membuat Cindy mendesah pelan saat merasakan kenikmatan dan juga rasa ngilu secara bersamaan, saat Noval menyedot gunung kembarnya. Noval yang sedang menikmati gunung kembar Cindy merasa semakin tidak bisa mengendalikan dirinya dan merasa semakin gila karena nafsunya. "Aku tidak ingin bercinta di mobil. Kita masuk." Ujar Noval seraya membenarkan pakaiannya, dan membenarkan juga pakaian Cindy, dan menggendong Cindy, untuk masuk ke dalam rumah. Dengan langkah terburu-buru, dan terlihat sangat ringan tubuh Cindy saat Noval menggendongnya. Noval membanting tubuh Cindy ke ranjang, hingga tubuh Cindy terpental karena empuknya ranjang Cindy. Noval langsung menindih tubuh Cindy, dan kembali menikmati gunung kembar Cindy dengan kasar, bahkan Tanpa memikirkan akan rasa apa yang dirasakan oleh Cindy, apakah sebuah kenikmatan, atau justru menyakiti Cindy. Bagi Noval, yang terpenting ia menikmati tubuh Cindy. Kenapa Noval egois, itu karena Noval tidak pernah melihat Cindy tersiksa saat dirinya mencumbu tubuhnya. Noval melihat semua kulit putih mulus Cindy sudah merah semua karena ulah dirinya, Noval menghentikan permainannya, dan menatap wajah Cindy. "Maaf, Tan, aku menyakitimu." Kata Noval seraya mengelus wajah Cindy dengan lembut. Cindy tersenyum dan membalas dengan sentuhan tangan Noval di wajahnya juga dengan sentuhan di d**a Noval. "Tidak sama sekali." Jawab Cindy seraya mengelus wajah dan juga leher Noval. Noval kembali memberi sentuhan lembut pada bagian sensitif Cindy, hingga Noval kembali mendengar suara lenguhan Cindy. Novel yang memang jujur sangat menginginkan tubuh Cindy langsung melepaskan sisa pakaian yang ada pada tubuh keduanya, dan Noval menatap begitu takjub pada bagian sensitif Cindy yang terlihat sangat imut dan bersih tanpa celah. Novel menyentuh bagian sensitif Cindy, dan sedikit memberi pijatan lembut di sana hingga membuat Cindy berteriak kenikmatan. "Ternyata sudah berlendir. Kenapa secepat ini?" tanya Noval sambil tersenyum dan menunjukkan tangannya yang basah karena lendir yang keluar dari V Cindy. "Jangan pertanyakan itu, Sayang, karena semudah apapun kamu menyentuhku, pasti aku mudah bernafsu." Kata Cindy seraya membuka kedua pahanya dengan lebar, hingga membuat Noval kesusahan meneguk ludahnya sendiri. Dengan cepat Noval langsung mengarahkan keris besarnya pada V Cindy, dan hanya sekali hentakan atau dorongan saja, Cindy langsung mengerang kenikmatan. Noval mengeluarkan kembali kerisnya, dan mengelap dengan tisu, laku kembali memasuki V Cindy, dan mulai memaju mundurkan dengan permainan yang sangat memabukkan. "Ahhh, ahhhh. Tante, kenapa V Tante berkedut? Apa rasanya enak. Ahhh, ahhh… Tanya Noval dengan desahan yang tidak bisa dikendalikan. "Ahhh, ahhhh, Noval… Teriak Cindy mendesah kenikmatan, seraya menganggukkan kepalanya, tanda kalau ia sangat kenikmatan. Noval semakin kuat menghujam V Cindy, hingga tubuh Cindy bergetar hebat saat Noval menyemburkan lahar hangatnya dalam V Cindy. Keduanya mengerang panjang penuh kenikmatan, dan sama-sama merasakan yang namanya kelelahan. "Maaf, Tan. Aku menyakitimu." Kata Noval seraya mengelus gunung kembar Cindy yang terlihat ada bekas remasan tangannya. "Tidak perlu minta maaf. Kamu tidak pernah menyakitiku," kata Cindy yang memang tidak merasa tersakiti. "Tapi, ini… "Ini bukti sayang dari kamu." Ujar Cindy cepat memotong ucapan Noval, sambil menyentuh gunung kembarnya yang terdapat bekas remasan dari Noval. Noval tersenyum, karena ternyata dibalik sisi kejam Cindy, ada sisi kelembutan yang tersembunyi. Noval menarik tubuh Cindy ke dalam pelukannya, lalu memejamkan matanya untuk istirahat, karena Noval memang merasa lelah. Jam 02.00 dini hari, ponsel Noval berdering, yang ternyata mendengar suara ponsel itu tidak hanya membangunkan Noval, tapi juga membangunkan Cindy. "Siapa yang menghubungi mu malam-malam begini?" tanya Cindy dengan nada seraknya khas orang tidur. Noval yang memang tidak tahu siapa yang menghubunginya di tengah malam langsung menggelengkan kepalanya, karena Noval memang tidak tahu siapa yang menghubunginya. Noval mengambil ponselnya yang ada di nakas dekat dirinya, dan melihat siapa yang menghubunginya. "Ira. Kenapa Ira menghubungi ku di jam segini?" gumam Noval dalam hati saat melihat nama Ira yang terpampang jelas menghubungi dirinya. "Kenapa gak diangkat? Siapa yang menghubungi kamu?" tanya Cindy penuh selidik, membuat merasa bingung apa yang harus ia jawab akan pertanyaan Cindy. "Tante, ini… Pyar Seketika ponsel Noval hancur saat Cindy merebutnya dari tangan Noval, karena Cindy melihat ternyata Ira yang menghubungi dirinya. Noval sangat terkejut karena harga ponsel yang dihancurkan oleh Cindy bukan ponsel biasa, tapi ponsel dengan harga yang sangat tinggi. Cindy turun dari ranjang, dan mengambil ponselnya, lalu mengetik di ponselnya, dan tidak berselang lama, Cindy menekan tanda memanggil, yang artinya Cindy tengah menghubungi seseorang. "Siapapun dibalik telepon, tolong! Tolong aku! Ada penjahat! Tolong!" teriak Fina meminta pertolongan, membuat Noval yang mendengar suara Fina terkejut, bahkan jantungnya benar-benar berhenti berdetak saat mendengar suara permintaan tolong dari Fina. "Mama… Apa yang Tante lakukan pada Mama…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN