Keinginan Ira

1280 Kata
"Maaf, Noval. Kalau aku tidak bisa memilikimu, maka wanita yang berhasil membuatmu tergila-gila itu tidak boleh memilikimu juga. "Ujar Ira dengan nada lirihnya, Seraya menambah kecepatan mobilnya berniat untuk menabrak Nova. Noval yang tidak menyadari keberadaan mobil Ira yang tengah mengancam dirinya masih berjalan dengan baik, tanpa merasa takut dan khawatir. Noval baru menyadari mobil yang tengah melaju dengan kencang ke arahnya sangat panik, dan ingin menghindarinya, dan seketika suara benturan, atau tabrakan terdengar sangat jelas. Brak "Tante… Lirih Noval terkejut saat mobil Ira ternyata menabrak mobil Cindy. "Kamu tidak apa-apa ?" tanya Cindy datar, tanpa menghiraukan wajah terkejut Noval. "Aku tidak apa-apa, Tante. Tante tidak apa-apa, kan?" jawab Noval yang diakhiri dengan kalimat tanya. "Tidak apa-apa," jawab datar "Tapi, mobil Tante… Noval menjeda kalimatnya sambil menatap mobil Cindy yang sudah mengeluarkan asap. "Tidak perlu pikirkan mobil, yang penting kamu baik-baik saja." Kata Cindy yang membuat Noval merasa terharu. Noval pun melangkah mendekati mobil yang menabrak mobil Cindy, dan betapa terkejutnya Noval saat melihat Ira sudah mulai tidak sadarkan diri. Wajah Ira cukup banyak cairan merah, dan terlihat cukup parah. Noval tidak percaya kalau orang yang seperti sengaja ingin menabrak dirinya itu adalah Ira, teman kampusnya sendiri. "Mau ngapain?" tanya Cindy saat melihat Noval seperti ingin membuka pintu mobil di samping Ira, mungkin Noval ingin menolong Ira. "Tante, keadaan dia cukup para," kata Noval sambil menunjuk wajah Ira. "Biarkan saja. Dia terluka dan bahkan mengancam nyawanya, itu karena keinginan dia sendiri. Kalau memang dia tidak ingin mati, tidak mungkin dia membawa mobil dengan laju di batas rata-rata. Lagian, aku melihat sepertinya dia memang sengaja ingin bunuh diri." Ujar Cindy melarang Noval menolong Ira, karena sekalipun Cindy tidak cemburu, Cindy juga tidak mau Noval menolong orang yang ingin mencelakai dirinya. "Tapi, Tan, dia butuh pertolongan," akta Noval "Kamu ingin menyelamatkan orang yang ingin melenyapkan nyawa kamu? Kamu sadar gak sih, polisi aja kalau ada orang yang salah itu ditangkap, bukan dipelihara. Lah kamu, orang jelas-jelas dia mau melenyapkan kamu, kamu malah ingin menolongnya." Ujar Cindy yang membuat Noval langsung terdiam, karena sebenarnya, Noval juga tidak percaya kalau Ira berniat ingin membunuhnya. Karena Cindy tidak ingin Noval menolong Ira, Cindy langsung menarik pergelangan tangan Noval dan membawanya masuk ke dalam mobilnya secara paksa. Noval terus berontak karena Noval tidak ingin terjadi sesuatu pada Ira, jadi Noval harus menolong Ira. "Tante, kejelekan tidak harus dibalas dengan kejelekan juga. Jadi aku harus menolong Ira. Aku tidak mau memandang kejelekan dia karena dia ingin membunuhku, tapi aku harus menolong dia sebagai dia sahabatku. "Ujar Noval yang membuat Cindy semakin merasa geram terhadap Noval. "Noval, stop! Ini bukan dunia novel, atau drama sinetron. Jadi berhenti sok peduli sama orang lain. Kalau kamu mau berbaik hati, kamu bisa berbaik hati pada orang lain, orang yang tulus sama kamu. Kalau memang kamu ingin menolong dia, tolong saja. Tapi, sebelum kamu menolong dia, aku mau tanya dulu, apa kalau aku yang membunuhmu, dan aku yang berada di posisi wanita itu, kau akan menolongku? Aku rasa jika aku yang berada di posisi wanita itu, kamu juga tidak akan memiliki niatan untuk menolongku. Katakan saja kalau kamu mencintai dia?" tanya Cindy dengan raut wajah yang sudah terlihat sangat marah, karena Noval terus ngotot ingin menolong Ira. Mendengar kata-kata panjang dari Cindy, Noval langsung terdiam, karena Noval tidak ada niatan menolong Ira itu karena Noval menyukai Ira, tapi Noval memang ingin menolong Ira karena menganggap Ira sebagai sahabatnya saja. "Kenapa diam? Benar, kan apa yang aku katakan tadi? Kalau aku ada di posisi wanita itu, kamu juga tidak akan menolongku? Kalau begitu, turun dan biar aku saja yang membunuhmu! "Ujar Cindy yang membuat Noval terkejut, dan langsung membalas tatapan Cindy dengan tatapan terkejutnya. "Tante, Aku minta maaf." Ujar Noval singkat, yang langsung disambut dengan nafas kasar oleh Cindy. Tanpa membalas lagi kata-kata Noval, Cindy langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dan mengabaikan nasib Ira. Cindy melajukan mobilnya dengan kecepatan, hingga tidak butuh waktu lama mobil Cindy berhenti di depan rumahnya. "Aku rasa waktumu bersama mama kamu sudah cukup, dan Sudah saatnya kamu menemaniku. "Ujar Cindy yang seketika membuat Noval merasa gerah, karena Entah kenapa, mendengar kata-kata Cindy, pikiran Noval seketika tertuju pada urusan ranjang. "Tapi aku belum pamit sama mama, Tante. "Ujar Noval yang langsung mendapat tatapan tajam dari Cindy. " Jangan banyak alasan, Noval. Jangan karena kondisi Mama kamu sudah jauh lebih baik, kamu bisa melawan aku. Aku bisa saja lebih membuat kondisi Mama kamu lebih buruk dari yang sebelumnya, Kalau kamu coba-coba untuk melawanku. "Ujar Cindy yang langsung membuat Noval patuh, dan ikut masuk ke dalam rumah Cindy. Noval terpaksa ikut Cindy karena Noval memang mencari aman. Noval duduk di sofa ruang tamu, sedangkan Cindy langsung masuk ke dalam kamarnya. Tidak berselang lama, Cindy kembali turun dengan pakaian yang sudah ganti. "Sana, mandi. Nanti ikut aku jalan-jalan." Titah Cindy lembut, dan Noval pun langsung beranjak menaiki anak tangga dengan patuh. Cindy menunggu Noval sambil memainkan ponselnya. Cindy baru meletakkan ponselnya saat melihat Noval tengah menuruni anak tangga. Cindy benar-benar terpana melihat ketampanan Noval. Noval yang biasa memakai pakaian kusut dan tidak ada bagusnya, sekarang terlihat sangat gagah tampan dengan pakaian yang disediakan oleh Cindy, tentunya pakaian yang serba bermerek. "Jelek ya, Tan?" tanya Noval saat melihat Cindy yang tengah menatap dirinya dengan tatapan tak berkedip. Mendengar pertanyaan itu, Cindy langsung tersenyum dan mendekati Noval, lalu memasangkan jaket kulit pada Noval, hingga menambah kesan sangat dewasa. "Kalau kamu jelek, mana mungkin aku mencintaimu." Kata Cindy yang membuat Noval ikut tersenyum. "Ayo, kita pergi sekarang." Ajak Cindy seraya memeluk lengan Noval dan keluar dari rumah. Cindy menyerahkan kunci mobilnya pada Noval, meminta Noval yang membawa mobilnya. Sepanjang perjalanan, Cindy tidak pernah melepaskan lengan Noval dalam pelukannya. Namun meski Cindy terus memeluk lengan Noval, Cindy tetap mengutamakan kenyamanan Noval. Yah, setelah lama tidak bertemu dengan Noval, Cindy mulai bersiap untuk merubah sikapnya, dan akan lebih mengutamakan kenyamanan Noval saat ada di sampingnya. Cindy akan belajar tidak terlalu memanjakan egonya, agar Noval bisa mencintai dirinya secara perlahan. Cindy meminta Noval untuk menghentikan mobilnya di setelah sampai di mall. Cindy mengajak Noval masuk, dan berkeliling di mall, dengan belanjaan yang sudah menumpuk di tangan Noval. Cindy membelikan Noval beberapa kemeja, kaos, celana, dan juga sepatu. Tak hanya itu, Cindy juga membelikan Noval ponsel baru, membuat Noval tidak mengerti kenapa Cindy sangat memanjakan dirinya. "Tante, untuk apa semua ini?" tanya Noval sambil menunjuk bagasi mobil yang sudah full dengan belanjanya. "Untuk kamu, Sayang. Aku mau kamu berpakaian yang lebih baik. Dan untuk ponsel ini, tidak ada nomor siapapun disini, kecuali nomor aku dan mama kamu. Kalau sampai aku tahu ada nomor selain 2 nomor yang sudah aku sebutkan tadi, patah kaki kamu." Ujar Cindy menjawab pertanyaan Noval dan diakhiri dengan ancaman. Sebelum pulang ke rumah, Cindy mengajak Noval untuk makan malam terlebih dahulu, baru setelah itu, mereka pulang. "Cuma mau nganterin aku, atau mau sekalian tidur disini? Aku tidak akan memaksa kamu untuk menginap di sini." Kata Cindy yang membuat Noval cukup terkejut karena melihat sikap baik Cindy yang tiba-tiba. Noval yang masih sadar dengan statusnya sebagai suami Cindy, tentu saja sedikit berat jika harus meninggalkan Cindy setelah sekian lama berpisah karena Cindy mengurus pekerjaannya. "Apa Tante tidak merindukan aku?" tanya Noval yang berhasil membuat wajah Cindy bersemu merah. "Aku mencintaimu, mana mungkin aku tidak merindukan kamu. Aku sangat merindukan kamu, tapi itu tergantung kenyamanan kamu." Jawab Cindy yang membuat tangan Noval langsung bergerak menyentuh bibir Cindy, dan mengelusnya dengan pelan. "Aku pria normal, Tante. Aku sudah pernah merasakan bagaimana nikmatnya bercinta. Apa boleh aku menginap. Aku ingin merasakan kenikmatan bercinta itu lagi bersama Tante." Ujar Noval yang langsung mengecup bibir Cindy singkat, namun langsung ditahan oleh Cindy, dan memperdalam ciumannya. "Ayo, aku juga ingin bercinta....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN