"Aku kuat, Tante." Kata Noval yang membuat Cindy langsung menyambar bibir Noval dengan begitu rakusnya.
Noval memeluk pinggang Cindy dan membalas setiap lumatan bibir Cindy, hingga keduanya saling mencari kenikmatan dari permainan bibir mereka.
Noval berdiri tanpa melepaskan tautan bibirnya, serta tubuh Cindy yang berada di gendongannya.
Baru saja Noval ingin membuka pintu kamar pribadi Cindy, ponselnya berdering yang ternyata ponselnya berada di meja kerja Cindy.
Noval dan Cindy saling menoleh ke arah ponsel yang terus berdering, dan Noval hanya diam saja sampai suara Cindy yang memintanya untuk menerima panggilan masuk itu, baru Noval menerimanya dan menurunkan tubuh Cindy dari gendongannya.
"Siapa yang telepon?" tanya Cindy dengan wajah yang sudah menunjukkan aura cemburunya.
"Aku tidak tahu, Tante. Nomornya tidak dikenal. Tante percaya sama aku, aku hanya tergoda dengan tubuh Tante. Tidak ada yang bisa menandingi permainan Tante." Jawab Noval seraya merayu Cindy dengan mengelus b****g Cindy yang sangat besar namun bentuknya sangat menawan. Memiliki b****g yang menjadi favorit para pria, adalah suatu keberuntungan bagi Cindy. Padahal, tubuh Cindy sangat sexi, tapi di bagian b****g dan gunung kembarnya terlihat sangat menantang.
Cindy yang mendengar jawab Noval sedikit merasa senang, karena pria yang berhasil membuat dirinya gila itu tengah merayunya.
"Biar aku yang angkat." Kata Cindy seraya meminta agar Noval menyerahkan ponselnya pada Cindy.
Noval yang memang tidak mengenal siapa yang menghubunginya saat ini, dengan senang hati menyerahkan ponselnya pada Cindy, karena Noval juga tidak merasa mengkhianati Cindy.
Cindy mulai menggeser tombol hijau, tanda kalau ia menerima panggilan masuk tersebut.
"Hallo, Noval. Aku butuh kamu. Kamu dimana?" ujar seorang wanita yang membuat tangan Noval seketika turun secara perlahan dari b****g Cindy, karena terkejut mendengar suara yang dikenal.
Cindy yang mengenal suara tersebut langsung menatap Noval dengan tatapan tajamnya.
Noval yang memang tidak punya keberanian melawan pada Cindy, dengan terpaksa memeluk Cindy dari belakang, dan menggesekkan kerisnya pada b****g Cindy.
"Aku bersumpah, Tante. Aku tidak tahu darimana dia dapat nomorku." Ujar Noval seraya mencium leher Cindy, membuat Cindy menghela nafasnya dengan kasar.
Cindy melepaskan tangan Noval dari pinggangnya, lalu melangkah ke sofa seraya meletakkan ponsel Noval di telinganya.
"Katakan, ada kepentingan apa kamu menghubungi Noval." Ujar Cindy dengan nada tegasnya, membuat Ira langsung terdiam saat mendengar suara Cindy.
"Ehhhh, Tante. Saya butuh bantuan Noval, Tante." Kata Ira dengan nada yang terdengar sedikit gemetaran. Yah, orang yang menghubungi Noval itu adalah Ira, orang yang selalu membuat Cindy cemburu.
"Katakan kamu butuh bantuan apa. Noval lagi kerja." Titah Cindy tegas
"Bisa kasih ponsel Noval pada orangnya dulu Tante. Saya…
"Apa kamu tuli, Noval lagi kerja!" Kata Cindy yang kembali menegaskan kata kerja.
"Katakan saja bantuan apa yang kamu inginkan dari Noval." Ujar Cindy lagi, dan kali ini, Cindy berniat ingin mengakhiri panggilan dari Ira.
"Aku ada di club' Tante. Tolong beritahu Noval, agar dia membantuku keluar dari sini. " Ujar Ira yang membuat Cindy langsung tersenyum sinis.
Cindy langsung mematikan sambungan telepon tersebut secara sepihak, lalu menyerahkan pada Noval.
"Catat baik-baik tanpa harus menyimpan nomor itu. Aku tidak mau nomor itu menghubungi kamu lagi." Ujar Cindy dengan nada yang terdengar sangat marah, membuat Noval mengepalkan tangan nya kuat tanpa sepengetahuan Cindy, karena ia merasa di perbudak tak berharga oleh Cindy.
"Iya, Tante. Apapun itu perintah Tante cantik, akan aku penuhi." Kata Noval terpaksa memperlihatkan wajah ramahnya, serta senyuman palsunya.
Noval mendekati Cindy, dan entah kenapa, meski Noval sangat membenci Cindy, Noval merasa ada yang aneh dengan tubuhnya yang mudah tergoda dengan tubuh Cindy.
Mungkin saja, Noval bukan membenci Cindy, tapi membenci sikap Cindy yang sangat kejam tak memperdulikan perasaannya.
"Tante, malam ini aku menginap di rumah Tante ya." Kata Noval seraya mencium rambut Cindy dengan penuh hasrat, membuat Cindy langsung memejamkan matanya merasakan hembusan nafas hangat Noval.
Cindy yang tadinya kesulitan menahan emosinya, seketika sirna rasa emosinya saat mendengar permintaan Noval yang ingin menginap di rumahnya.
"Kamu memang pintar meredakan kemarahan ku ya." Ujar Cindy seraya mengelus wajah Noval dengan lembut.
Noval langsung menggandeng Cindy keluar dari kantor. Mereka dengan santainya keluar dari kantor penuh keromantisan. Noval juga tidak keberatan karena di kantor sudah sangat sepi, yang artinya tidak ada karyawan yang tersisa di sana, semuanya sudah pulang.
"Tidak perlu makan di luar. Malam ini aku masak. Jadi kita makan malam di rumah ya." Kata Cindy dengan manjanya memeluk lengan Noval, yang entah kenapa, itu membuat rasa benci Noval seketika sirna.
"Aku ikut Tante saja." Kata Noval singkat. Saat ditengah perjalanan pulang, lagi-lagi ponsel Noval berdering. Karena Cindy tidak ingin Ira kembali menghubungi Noval, Cindy langsung merebut ponsel Noval dan melihat siapa yang menghubungi Noval, karena Cindy takut Ira lagi yang menghubungi Noval.
"Mama kamu." Kata Cindy seraya menyerahkan ponsel Noval pada Noval lagi.
Noval pun menerima panggilan masuk dari Fina dengan pandangan yang masih fokus ke depan, karena Noval juga sedang mengemudi.
"Tante, aku minta maaf. Aku tidak bisa menginap di rumah Tante. Sepertinya aku harus pulang. Mama kurang sehat. Aku takut terjadi sesuatu sama mama." Kata Noval yang sedikit merasa bersalah pada Cindy, karena Noval sendiri lah yang punya inisiatif untuk menginap di rumah Cindy.
"Tidak apa-apa. Aku aja yang nginep di rumah itu." Ujar Cindy yang tidak merasa keberatan untuk menginap di rumah Fina, yang terpenting tidak jauh dari Noval, pikir Cindy.
"Tante yakin ingin menginap di rumah. Jangan berulah, ya." Kata Noval memperingati Cindy agar tidak berulah. Cindy yang mengerti apa maksud kata berulah dari Noval langsung tertawa.
"Ulahku, senangmu, Sayang." Kata Cindy dengan nada mencibir Noval, dimana setiap ulah darinya membawa sebuah kenikmatan pada Noval.
Mobil berhenti di depan rumah Fina. Noval langsung masuk ke dalam rumah yang ternyata disana sudah ditunggu oleh Fina.
"Maaf, Mama mengganggu pekerjaan kamu, Nak." Kata Fina pelan
"Tidak apa-apa, Mah. Ayo, aku antar ke kamar Mama." Ujar Noval seraya mengantar Fina ke kamarnya.
Fina yang melihat Cindy juga datang langsung melempar senyumnya pada Cindy, tanpa menyapanya.
Cindy memilih duduk di ruang tamu, saat Noval mengantar Fina ke kamarnya.
"Tante, aku antar ke kamar Tante ya." Kata Noval setelah mengantar Fina ke kamarnya, yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Cindy.
"Sepasang suami istri tidak boleh tidur di kamar yang terpisah." Ujar Cindy seraya menarik tangan Noval hingga Noval terjatuh ke ranjang.
Cindy langsung menindih tubuh Noval, dan mencium d**a Noval, membuat Noval kelepasan melenguh saat mendapat sentuhan bibir dari Cindy.
"Ahhhh, Tante…