Mobil Vartan akhirnya berhenti di depan rumah Diana. Dari balik kaca, ia melihat sosok Diana sudah berdiri menunggunya. Penampilannya tampak sempurna, rambutnya tertata rapi, wajahnya segar dengan senyum manis, ditambah balutan busana kasual elegan yang membuatnya terlihat anggun dan wangi. Kontras sekali dengan Vartan yang buru-buru keluar dari mobil, rambutnya sedikit acak-acakan dan kemejanya belum tersetrika rapi. Napasnya terengah, peluh menetes dari pelipis ketika ia berdiri tepat di hadapan Diana. “Apakah aku terlambat?” tanyanya gugup. Diana menatapnya sambil tersenyum lembut. “Enggak, Mas. Masih ada waktu lima belas menit lagi sebelum jam seharusnya. Kamu nggak perlu buru-buru. Kalau pun terlambat, aku bisa menunggu,” jawabnya, matanya sempat melirik penampilan Vartan yang sed