Jantung Vartan berdebar kencang ketika akhirnya panggilan tersambung. Dari seberang terdengar suara lembut Diana, “Halo, Mas Vartan.” Napasnya tercekat. Ia menekan da-da seolah ingin menenangkan detaknya yang tak karuan. “Diana… maaf. Semalam aku harusnya menjemputmu, tapi aku benar-benar tak sengaja melewatkannya. Aku baru saja kembali dari penerbangan panjang, tubuhku terlalu lelah. Saat itu aku hampir tidak sadar, lalu aku malah tak sengaja menolak panggilan darimu. Setelah itu, baterai ponselku habis sampai pagi.” Kalimat itu meluncur terbata-bata, penuh kegugupan. Dalam hati, ia sadar semua itu hanyalah alasan yang dipoles agar terdengar masuk akal. Nyatanya, ia memang sengaja menolak panggilan Diana karena berada di sisi Neva. Terdengar keheningan beberapa saat. Vartan menahan nap