Neva melangkah pelan mendekati Kelay, lalu berhenti tepat di sampingnya. Dengan senyum tipis yang dipaksakan, ia menunduk sedikit, seolah-olah ingin menyampaikan sesuatu yang tidak boleh terdengar orang lain.
Bibirnya mendekat ke telinga Kelay, dan berbisik lirih, “Kel, sebelumnya aku sudah minta padamu untuk tidak memberitahukan perihal itu pada yang lain. Tolong, jangan singgung lagi soal itu. Aku belum siap kalau sampai ada pertanyaan dari yang lain.”
Kelay tersentak kecil, tubuhnya sedikit kaku. Ia menoleh sekilas menatap Neva, mencoba membaca maksud dari bisikan itu. Dalam sekejap ia menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih besar tersembunyi di balik aroma parfum tadi, sesuatu yang Neva mati-matian ingin lindungi. Menarik napas panjang, Kelay akhirnya mengangguk pelan, memberi tanda
