Aluna melepaskan diri dengan sekuat tenaga dari pelukan erat Angkasa. Meski masih berusaha ditahan, tapi ia akhirnya berhasil menjauh dari pria itu. Masih dalam keadaan menangis, dengan kedua mata yang basah, ia menatap wajah Angkasa. Apa yang baru saja dikatakan oleh suaminya dan apa yang baru saja ia dengar, seperti sebuah mimpi baginya. Aluna menggeleng pelan, tidak akan percaya dengan semua pengakuan dari pria di hadapannya. “Aluna,” panggil Angkasa khawatir. “Perasaan sama seperti apa yang Mas Angkasa rasakan terhadap saya?” “Saya sayang dan saya mencintai kamu.” jawab Angkasa dengan penuh keyakinan. Lagi-lagi Aluna menggeleng. “Mas Angkasa jangan boong! Saya nggak mau terbujuk dengan ucapan Mas Angkasa. Apa yang Mas Angkasa katakan hanya untuk membuat saya terhibur, kan? Biar say