Saat Aluna membuka mata, yang pertama kali dilihat adalah Angkasa. Meski setiap pagi melihat suaminya, tapi pagi ini terasa berbeda. Bangun dalam pelukan Angkasa, langsung membuatnya tersenyum penuh. Memulai hari ini dengan hal yang manis, berharap bisa membawa hal positif sepanjang hari. Bukannya bangun, Aluna malah semakin meringkuk dalam pelukan Angkasa, seakan momen ini tidak ingin berakhir dengan cepat. Dalam pikiran Aluna, ia tidak peduli dengan anggapan Angkasa tentang dirinya. Yang ia yakini, apa yang dilakukan bukan hal yang salah, mengingat yang dipeluk adalah suami sahnya, bukan laki-laki lain. “Aluna, saya harus ke kampus. Saya ada kelas pagi.” Ucap Angkasa dengan suara berat dan serak khas bangun tidur. Aluna yang sudah terpejam, sontak langsung membuka mata. Kedua indera pe