Kay yang sedang tidur mulai terusik ketika sinar matahari masuk, mengganggu tidur nyenyaknya. Kay perlahan membuka mata dan hal pertama yang ia lihat adalah mahluk terindah ciptaan Tuhan yang sedang berdiri di depan jendela. Kay tersenyum tipis memperhatikan punggung tegap yang hanya berbalut kaus. Perfect! Impossible! Kay merasa semua ini hanyalah mimpi indahnya, bahkan jika memang benar ini hanya sebuah mimpu. Kay rela tidak bangun lagi. Ya, rasanya mustahil memang pria sesempurna Arsen akan mencintainya. Kay masih tak menyangka jika pada akhirnya ia akan menerima Arsen. Rasanya benar-benar seperti mimpi. “Good Morning,” sapa pria itu ketika memutar tubuhnya menghadap Kay, setelah menyingkap korden. “Morning,” balas Kay, tersenyum manis menyambut prianya yang berjalan mendekat. “Ars