Arsen memejamkan mata, bersandar di kuris kebesarannya sambil memijit kepalanya yang berdenyut. Energi matanya terkuras banyak untuk mengecek beberapa proposal, ditambah beberapa komplainan yang membuat kepalanya migrain. “Babe tolong buatkan aku kopi,” ucap Arsen pada sambungan telepon. “Baik Pak.” Kay menutup sambungan telepon, ia geleng-geleng kepala karena Arsen memanggilnya babe padahal mereka sedang berada di kantor. Kay segera berjalan ke pantri, ketika Kay masuk ia terperanjat melihat seseorang tengah b******u. “Kayra!” “Laras!” Sudah Kayra duga jika Laras dan pak Arya memang ada main, tapi betapa konyolnya mereka melakukan hal itu di pantri. Bayangkan jika yang masuk karyawan lain. Lalu, apa yang akan mereka pikirkan tentang Laras. “Kalian ...?” Kay menunjuk Arya dan Laras.