Pengakuan Dosa

2427 Kata

Nadira duduk termenung di depan ruang ICU. Tatapannya kosong, menatap ujung kakinya yang hanya memakai sendal jepit. Bahkan sudah dua hari Nadira tidak pulang ke rumah. Ia mengabaikan penampilannya, Nadira juga tidak peduli dengan  perutnya yang terus berbunyi. Ucapan Dokter setelah melakukan operasi terhadap anaknya waktu itu, terus terngiang-ngiang di dalam kepala Nadira. Berputar-putar bagaikan kaset rusak, membuat kepalanya serasa mau meledak. "Kemungkinan untuk sembuh sangat tipis." Why? Pertanyaan itu terus muncul dalam benaknya. Kenapa Tuhan menuliskan takdirnya semenyedihkan ini? Kenapa? Apa yang menimpa dirinya belum kurang? Apa takdir belum puas mempermainkan dirinya? Nadira tersenyum kecut, ia mendecih lalu tersenyum sinis. Menertawakan jalan hidupnya yang mengenaskan d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN