Kay mengikuti Arsen masuk ke ruangan, ia sudah membawa beberapa dokumen penting dan juga laptop untuk Arsen nanti presentasi. Seharusnya proyek ini sudah goal, tapi karena ada sedikit kendala jadi harus mengulang kembali. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, suara derit pintu membuat Kay dan Arsen refleks menoleh. Mata Kay seketika melotot, melihat siapa yang baru saja masuk. Dia, Aksa! Dunia memang benar-benar sempit. Entah takdir sedang mempermainkannya atau bagaimana? Kay tak mengerti, kenapa akhir-akhir ini ia jadi sering bertemu dengan Aksa di berbagai kesempatan. Jelas ini bukan jodoh seperti yang Aksa bilang, menurut Kay ini kutukan, mimpi buruk. Membuat hidupnya nyaris gila. Kay terkesiap, merasakan sentuhan di jemari tangannya yang berkeringat. Arsen menggengg