Marsha melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, ia mencengkram erat stir mobil. Tatapannya tajam ke depan, telinganya seakan tuli dengan suara klakson yang terus berbunyi di belakangnya akibat Marsha yang mengendarai mobil ugal-ugalan. Bahkan Marsha juga tidak peduli dengan umpatan dan makian dari pengendara lain, sedangkan pikirannya terus berkelana mengingat kejadian tadi di restoran. Marsha baru saja selesai makan siang dengan teman-temannya, tapi saat akan pulang ia justru tak sengaja melihat seseorang yang sangat ia kenali. Tentu saja Marsha akan dengan mudah mengenali jika orang itu Arsen, ditambah kehadiran kedua orangtua Arsen yang menarik perhatian. Kesempatan bagus baginya, karena saat ada orangtuanya Arsen tak akan bisa menghindar apalagi menolaknya secara terang-terangan