Devan mengangguk, tersenyum penuh arti. Lalu mendekat kearah Ana mencoba menjelaskan semuanya. “Kamu benar-benar tidak mengerti, ya? Semua ini sudah kuatur. Aku butuh Eve untuk percaya padaku, merasa dicintai, supaya dia mau memberikan keturunan bagi orang tuaku. Kalau kamu campur tangan seperti ini, semua rencanaku bisa berantakan!” Ana terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis, tampak sedikit lega. “Jadi, itu rencanamu? Kamu hanya ingin memanfaatkannya?” Devan mengangguk. “Tentu saja. Aku tak pernah benar-benar mencintainya, Ana. Setelah aku mendapatkan anak darinya, dia tidak akan lagi memiliki peran dalam hidupku. Aku hanya ingin membereskan keinginan orang tuaku, dan setelah itu, dia akan pergi.” Ana menghela napas lega, merasa senang dengan kenyataan itu. “Maafkan aku, sayang. Aku t