Ia berjalan mendekat, lalu tersenyum sembari melepaskan jaketnya. "Terima kasih ya, Bi, sudah mau menungguku pulang." Bibi Melani mengangguk sopan, wajahnya menandakan rasa ingin tahu. "Sama-sama, Nyonya. Kalau boleh tahu, tadi Nyonya pergi dengan siapa?" Eve terdiam sesaat, tak bisa menyembunyikan senyuman kecil yang mulai merekah di wajahnya saat mengingat Bima dan perasaan yang mulai tumbuh. Hatinya berdebar, seolah baru merasakan kebebasan untuk pertama kalinya. Mencoba menatap Bibi Melani, lalu berbicara dengan nada hati-hati. "Bibi, aku tahu ini salah. Tapi aku juga nggak bisa terus-terusan menahan diri. Aku bertemu seorang pria, Bibi." Bibi Melani terlihat terkejut, matanya membesar seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Wanita paruh baya tersebut nampak cemas. "Nyo