Jennifer menggeliat pelan di pelukan Igor. Ia meringis saat luka bekas goresan belati di lengannya terasa nyeri. Tapi ia tak bisa menunda urusannya ini. Untuk yang kesekian kalinya, Jennifer bergerak amat pelan, tanpa suara, dan berhasil keluar dari pelukan Igor. Igor yang kelelahan karena serangan tiba-tiba itu jadi membuat Jennifer lebih mudah untuk menyelinap keluar kamar. Dalam sekejap, wanita cantik itu telah tiba di ruang kerjanya, mengenakan pakaian serba hitam yang menutupi tubuhnya dari ujung kepala hingga kaki. Hanya tersisa sepasang matanya yang indah dan menyorot tajam. Jennifer berjalan cepat dalam gelap, menuju satu sisi jendela yang telah ia hafal sebagai titik buta dari kamera pengawas di gedung markas ini. Jennifer berjongkok di bingkai jendela, melompat cepat dan menda