Dahi Tama berkerut mendengar apa yang Yunita katakan, pria itu sama sekali tidak berniat memandang Yunita, membuat Yunita diam-diam mengepalkan telapak tangannya dengan erat dibalik punggungnya. "Tam, Mama ke sini karena Mama khawatir sama kamu. Apa salahnya kalau seorang ibu mau menjenguk anaknya?" Laras mendesah, apa yang ia katakan penuh dengan penyesalan dan rasa bersalah. "Mas Tama baik-baik aja, Ma. Mama enggak usah khawatir. Nadin akan jagain Mas Tama terus." Nadin membalas. "Saya enggak ngomong sama kamu!" ketus Laras. Tama benar-benar lelah, ia memegang lengan istrinya, berujar pada Nadin, "Biarin aja mereka, ayo balik ke kamar." Nadin ragu untuk meninggalkan ketiganya di sini, tapi karena ia juga muak memghadapi drama ketiganya, Nadin mengangguk dan mendorong kursi roda Tama