BESOK, MARI KITA BERCERAI

1006 Kata

Keesokan harinya, Tama kembali pergi ke rumah yang Nadin tempati. Saat Tama tiba di sana, ia melihat sebuah mobil berwarna hitam terparkir tidak jauh dari rumah almarhum mertuanya. Kening Tama berkerut, ia melangkah semakin cepat, percaya atau tidak, Tama menebak siapa yang mendatangi istri dan putrinya. "Kamu mau minum apa, Mas?" "Aku kopi aja." "Om, nanti kita pergi ke sana lagi, ya!" Tama melangkah semakin dekat, saat ia hanya mencapai satu langkah menuju pintu, Tama mendengar suara percakapan di dalam sana. Telapak tangan Tama terkepal, ada rasa cemburu mendengar seorang pria asing bisa disambut dengan begitu akrab oleh Nadin dan Tama. Suara kenop pintu yang terbuka membuat ke tiga orang di dalam rumah lantas menoleh secara bersamaan dengan ekspresi yang berbeda. "Papa!" itu adal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN