Tama mengejar Nadin hingga keluar dari kawasan sekolah, tetapi saat Tama di sana, ia tidak melihat Nadin di mana pun. Tama.memgeluarkan ponselnya, menekan nama Nadin di kontak telpon, mencoba menghubungi Nadin berkali-kali namun tidak pernah di jawab oleh Nadin. "Sial!" rutuk Tama dengan kesal. Ia pergi ke parkiran mobil, segera mengendarai mobilnya untuk pulang, berharap Nadin akan ada di rumah saat ia tiba. Sejujurnya Tama tidak mengerti pada Nadin, ia tau bahwa Nadin hanya membela Dinda, tapi jika Dinda melakukan kesalahan, bukankah sudah seharusnya Nadin tidak membela Dinda dalam situasi seperti itu. Bukan berarti Tama tidak menyayangi Dinda hanya karena ia berpikir bahwa Dinda salah, namun bagi Tama, bahkan jika Dinda adalah putrinya, saat Dinda menyakiti teman atau orang lain, Tama