Bab 48. Manusia Berhati Malaikat

1357 Kata

Suasana ruang kunjungan penjara terasa sunyi, meski beberapa meja lain diisi oleh tamu dan narapidana yang saling berbicara dalam bisikan. Kiano duduk di balik meja kunjungan, dipisahkan kaca tebal dan lubang suara kecil dari logam bundar. Seragam oranye lusuh melekat di tubuhnya, dan rambut yang mulai tumbuh acak. Kedua tangannya terlipat di atas meja logam, jarinya sesekali mengetuk pelan tanpa sadar, menandakan gelisah yang coba dia sembunyikan. Tatapannya tajam, tapi mata itu tak bisa sepenuhnya menutupi gengsi yang mulai terkikis oleh rasa bersalah. Dia menoleh cepat saat melihat sosok Edgara memasuki ruangan. Langkah Edgara mantap, wajahnya datar, tapi dingin yang menyelinap dari sorot matanya membuat Kiano menelan ludah pelan. Dia mengenakan kemeja putih lengan panjang. Tatapa

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN