bc

Istri Nakal Dosen Polos

book_age18+
136
IKUTI
1.5K
BACA
love-triangle
family
HE
love after marriage
age gap
fated
friends to lovers
arranged marriage
kickass heroine
heir/heiress
drama
sweet
bxg
lighthearted
kicking
campus
city
office/work place
professor
like
intro-logo
Uraian

Carisa bukan mahasiswi biasa. Dia cantik, tajir melintir, dan aktif di BEM kampus ternama. Hidupnya selalu bahagia, bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan, dan masa depan yang cerah dan terencana sampai malam sial itu tiba.Saat membawa proposal penting ke rumah dosen killer bernama Edgara untuk ditandatangani, Carisa terjebak dalam situasi absurd gara-gara ketiduran di depan rumah sang dosen, hingga dia disangka berbuat m***m, digerebek warga, dan dipaksa nikah di tengah malam.Edgara bukan pria sembarangan. Dia seorang dosen muda yang cerdas, berlidah tajam, dan berasal dari keluarga sederhana. Selama ini hidupnya lurus-lurus saja, hingga Carisa—mahasiswinya sendiri mengubah segalanya.Hidup satu atap dengan orang asing tanpa cinta. Dua orang keras kepala dengan status sosial yang berbeda. Akankah Carisa dan Edgara bisa bertahan?

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter 1. Pernikahan Super Dadakan
"Eh, siapa itu?" Edgara baru memarkir motornya di halaman rumah, lalu menatap heran ke arah sosok yang meringkuk di kursi panjang teras. Lampu teras rumahnya kuning temaram, tapi cukup untuk melihat seseorang yang sedang tertidur dengan berkas dokumen menumpuk di pangkuannya. Edgara melepas helm perlahan, mendekat dengan alis bertaut. "Carisa?" panggilnya pelan, memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Gadis itu menggeliat pelan, tapi mata masih terpejam. Napasnya teratur, rambut panjangnya menjuntai menutupi sebagian wajah. Di pangkuan Carisa ada map plastik transparan berisi dokumen bertuliskan "Proposal Kegiatan BEM – Urgent Approval" yang terlihat nyaris jatuh. Edgara mendesah pelan, dia mengusap wajahnya yang lelah. “Astaga anak ini, kok bisa-bisanya dia malah tidur di sini.” Pria itu berjongkok di depannya, lalu menyentuh bahu Carisa pelan. "Carisa, ayo bangun! Ini sudah malam, cepat pulang!" Carisa tersentak bangun. "Eh?" Dalam sepersekian detik, matanya yang masih buram menangkap sosok pria tinggi membungkuk di dekat wajahnya. "Argh!" Gadis itu spontan menjerit sambil menepis tangan Edgara, lalu tubuhnya terhuyung dan nyaris jatuh dari kursi. “Eh, shut! Jangan teriak!” Edgara yang panik, refleks menutup mulut Carisa dengan tangan besarnya. “Ini aku, Edgara!” Namun semuanya sudah terlambat. Dari ujung gang, terdengar suara teriakan lain. "Siapa itu?! Ada apa ribut-ribut malam-malam?!" Lampu senter menyorot dari kejauhan. Beberapa pria paruh baya berjalan cepat ke arah mereka, salah satunya mengenakan sarung dan membawa pentungan ronda. Yang satu lagi adalah Ketua RT. “Ya Allah, Pak RT! Itu apaan!?” teriak salah satu bapak ronda yang melihat Edgara sedang menunduk dekat seorang gadis yang terlihat syok dengan tangan mulut tertutup. Dari sudut pandang mereka, posisi Edgara dan Carisa itu terlihat seperti sedang bermesraan, bahkan nyaris lebih dari itu – seperti sedang berciuman bibir. Carisa langsung melepaskan diri dari Edgara. "Bukan, Pak! Ini semua salah paham!" "T-tunggu, Pak RT, ini semua bisa dijelaskan!" imbuh Edgara, berdiri sambil mengangkat kedua tangannya. Tapi para pria di samping Pak RT sudah memicingkan mata, serius dan salah satunya berkata, “Jam segini, laki-laki dan perempuan bukan muhrim, di depan rumah berduaan. Apalagi pake peluk-pelukan segala. Apa kata warga?!” "Enggak, kami enggak ngapa-ngapain," ucap Carisa cepat, wajahnya memerah menahan malu dan cemas. Ketua RT menghela napas panjang, lalu menatap tajam keduanya. "Besok pagi, kalian harus datang ke balai warga. Kita musyawarahkan ini bersama." "Mau ngapain ke balai desa, Pak?" tanya Carisa mendengus kesal. "Apa sih yang harus dimusyawarahkan?" "Kalian berduau mau dinikahkan lebih tepatnya, Nak." Bapak di samping Pak RT terkekeh geli. "Apa!" Teriak Carisa spontan. "Nggak! Saya nggak mau nikah sama sama dosen killer!" "Emangnya saya mau nikah sama mahasiswa ngeyel macam kamu?" balas Edgara dengan nada seperti membentak. "Bapak udah galak, nyebelin lagi! Hih! Najis, ogah saya mah." Carisa berdecih menatap Edgara dengan tatapan jijik. "Bapak bukan tipe saya! Bapak udah tua bangka!" "Enak aja kamu ngatain saya tua bangka!" Edgara menaruh tangannya di pinggang. "Kamu juga bukan tipe saya bocah ingusan!" "Wah parah!" Carisa memegangi hidungnya. "Mana ingusku? Enggak ada tuh!" "Maksudku bukan itu!" bantah Edgara yang mulai merasa kesal dan ingin sekali menjewer telinga Carisa. "Anak bau kencur macam kamu ini benar-benar ya! Menyusahkan!" "Saya bukan anak-anak, Pak!" bantah Syakira mengerucutkan bibirnya. "Umur saya sebentar lagi 20 tahun loh. Saya ini udah gede! Lagian saya wangi, parfum saya kan harganya jutaan, jadi enggak mungkin saya bau kencur!" Adu mulut Edgara dan Carisa malah membuat para tetangga Edgara mulai berdatangan. Ada ibu-ibu, Bapak-bapak, pemuda, bahkan para anak-anak yang belum tertidur. Mereka semua ikut menyaksikan keributan yang terjadi di depan rumah dosen muda itu. Dan begitulah akhirnya .... Edgara dan Carisa duduk berdampingan dengan muka masam di balai desa, diapit kanan kiri oleh para warga yang siap jadi juri dadakan. Suasana terasa aneh, antara mencekam dan menggelikan. Bahkan ada satu warga iseng yang membawa stempel RT, RW dan Kitab Nikah peninggalan bapaknya. Ketua RT berdiri tegak di depan. “Saudara Edgara. Saudari Carisa. Kami tidak bermaksud mencampuri urusan pribadi kalian, tapi sebagai warga yang punya norma, kami tidak bisa diam ketika ada laki-laki dan perempuan bukan muhrim berduaan malam-malam dan dalam posisi yang peluk-pelukan seperti yang saya lihat tadi.” Carisa mengangkat tangan. “Pak, saya ke sini cuma mau minta tanda tangan Pak Edgara. Saya ini anak BEM. Ini penting banget untuk pencairan dana acara kampus. Tapi tadi saya enggak sengaja ketiduran di teras gara-gara mengantuk.” “Benar,” sambung Edgara. “Saya tadi tuh baru pulang dari rumah sakit. Saya bahkan tidak tahu kalau si Carisa ada di rumah saya gara-gara handphone saya lowbat.” “Halah, mana ada maling ngaku!" “Kalau maling ngaku penjara penuh!" “Pasti mereka pacaran itu, kayak yang ada di novel-novel platform online itu loh. Kan pada cinta-cintaan itu dosen dan mahasiswinya." "Iya itu pasti mereka pacaran. Kan bapak ibunya Edgara di rumah sakit. Jadi dia sengaja itu manggil pacarnya buat indehoy." Pak RT menepuk meja. “Cukup! Tolong para warga jangan ribut! Karena tadi saya juga merupakan saksi, maka saya akan memutuskan kalau …." Pak RT menatap wajah Edgara dan Carisa bergantian. “Kalian harus menikah malam ini juga!" “Hah?! Tidak!” teriak Carisa dan Edgara kompak. Sebisa mungkin Edgara dan Carisa menjelaskan dan membela diri, semua warga tetap tak ada yang percaya. Dan pada akhirnya .... Seorang ustadz yang memakai sarung datang terburu-buru dan duduk di hadapan Edgara. Para warga antusias, beberapa merekam kejadian konyol pernikahan dadakan itu. Ada Haris–ayah Carisa sebagai wali, dua orang saksi, dan seorang tetua kampung sebagai penasehat dadakan. “Edgara Ziyad Abidzar bin Bisma Hartono dan Carisa Wendy Razutri binti Haris Soekarto sah menjadi suami istri." Tepuk tangan dan takbir bersahut-sahutan dari para warga. Setelah bersalaman, Carisa membuang wajah ke samping dengan wajah merah padam antara menahan tangis dan menahan rasa malu. Sementara Edgara menatap tanah sambil menghela napas panjang, dia masih berharap jika malam ini hanyalah mimpi. "Ayah, aku mau ikut pulang naik mobil Ayah," rengek Carisa di pelukan Haris. "Lah, ngapain kamu pulang?" Haris terkekeh pelan sambil menepuk-nepuk punggung anak gadis kesayangannya. "Mulai sekarang, kamu itu bukan tanggung jawab Ayah lagi, tapi tanggung jawab suamimu, Carisa." Carisa melepaskan pelukannya dan menatap Haris dengan tatapan tak percaya dan mata berkaca-kaca. "Apa? Ayah buang aku? Serius nih? Gadis secantik aku dibuang begitu saja?" "Halah lebay!" balas Esthy–ibu Carisa, lalu wanita itu menatap wajah pria yang baru saja menjadi menantunya. "Nak Edgara, tolong bawa Carisa ke rumahmu ya. Selamat menikmati malam pertama kalian." Esthy langsung menarik tangan Haris masuk ke dalam mobil sambil melambaikan tangan. "Bye bye. Have fun ya kalian! Tolong bikinin cucu yang banyak buat Bunda ya!" "Gini amat nasibku!" Carisa menjambak rambutnya sendiri dan menginjak-injak tanah beberapa kali. Edgara menghela napas panjang. "Ayo masuk ke rumahku, Carisa!" "Mau ngapain, Pak?" tanya Carisa mendongak menatap Edgara dengan kening berkerut. "Mau bikin anak yang banyak sama kamu," balas Edgara mengandeng tangan Carisa masuk ke dalam rumah.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Shifted Fate

read
650.0K
bc

Chosen, just to be Rejected

read
134.6K
bc

Corazón oscuro: Estefano

read
915.8K
bc

Holiday Hockey Tale: The Icebreaker's Impasse

read
139.0K
bc

The Biker's True Love: Lords Of Chaos

read
306.3K
bc

The Pack's Doctor

read
671.9K
bc

MARDİN ÇİÇEĞİ [+21]

read
784.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook