Felicia membuka matanya ketika cahaya mentari menembus gorden transparan kamarnya. Merasakan sebuah tangan berat memeluk perutnya. Dia berusaha meraih kesadarannya meskipun kepalanya terasa sangat berat. Dia pun menoleh, memperhatikan sosok lelaki tampan yang tertidur pulas. “Aaaaaarggtttt!!! Oppa!” jerit Felicia membuat teman tidurnya terbangun, namun Adam tampak abai dan kembali memejamkan mata. “Apa yang kamu lakukan di kamarku?!” sentak Felicia, berusaha melepas dekapan Adam yang terasa semakin erat memeluknya. “Haruskah kita ulangi lagi? Agar kamu mengingat semuanya?” tanya Adam dengan suara beratnya, dia bahkan tak berniat membuka matanya sama sekali. “Lepas, oppa!” ujar Felicia. Adam melepas pelukannya dan menarik selimut sampai ke dadaanya. Felicia memperhatikan tubuhnya dar