Saat ini, aku, Wiza, dan Tuan Garfiel sedang memakan makanan mahal di restoran mahal, kala sedang makan, aku dan Wiza sempat bertengkar ringan, dan sialnya perwujudan dari kebencianku itu malah keceplosan mengatakan hal-hal terkait ‘kami yang satu jiwa, dan kau bagian dari diriku’ yang membuat Tuan Garfiel penasaran pada hal tersebut. Aku dan Wiza akhirnya kebingungan bagaimana menjelaskannya pada Tuan Garfiel, sebab di satu sisi, kami tidak ingin hal itu terbongkar pada orang lain karena itu adalah rahasia yang hanya diketahui oleh kami berdua, tetapi di sisi lain, Tuan Garfiel, yang merupakan guru penyihirku, telah menjadi orang pertama yang mendengar pembicaraan mengenai hal itu dan itu membuatnya jadi sangat penasaran, aku bisa melihatnya dengan jelas, wajah Tuan Garfiel mengindikasika